Sunday, September 30, 2012

Cara mengatasi ejakulasi dini cara alami


Cara Mengatasi Ejakulasi Dini Secara Alami - Ejakulasi dini dewasa ini sering dialami oleh kaum pria. Terkait dengan kesehatan seksual yang sering dialami oleh kaum pria ini terjadi karena dua penyebab umum, yaitu disfungsi seksual dan juga disfungsi ereksi. Sebenarnya banyak pria yang pada awalnya tidak menyadari bahwa gejala ejakulasi dini yang dialaminya merupakan bagian dari gangguan seksual.

Berbagai faktor khusus penyebab terjadinya ejakulasi dini antara lain karena disebabkan oleh adanya gangguan yang bersifat psikofisiologik. Dalam hal ini yang melatar belakangi terjadinya ejakulasi dini adalah karena adanya persoalan antara kedua pasangan, mislanya hubungan yang kurang harmonis, serta adanya perasaan tidak menyenangkan terhadap pasangan, bahkan ada juga karena ada rasa takut terhadap wanita.

Faktor lainnya bisa juga dipicu karena kecemasan, dan juga faktor kebiasaan orgasme dan ejakulasi yang dilakukan sering tergesa-gesa sebelumnya. Dampak yang paling utama adalah karena adanya gangguan kontrol saraf yang mengatur terjadinya peristiwa ejakulasi.

Adapun dampak yang bisa terjadi akibat ejakulasi dini adalah tergantung berat-ringannya kelainan yang dialami oleh si penderita. Namun umumnya faktor yang paling utama yang disebabkan oleh ejakulasi dini adalah munculnya hubungan yang kurang harmonis antara pasangan suami dan istri.

Cara Mengatasi Ejakulasi Dini Secara Umum

Sebenarnya teknik atau cara mengatasi ejakulasi yang paling umum sering dilakukan oleh masyarakat adalah dengan metode seks therapy, dan juga menggunakan metode pengobatan dengan mengkonsumsi obat-obatan untuk mengontrol terjadinya ejakulasi dini. Selain itu ada juga yang melakukan operasi saraf dan hal ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mengalami ejakulasi dini yang diakibatkan oleh faktor gangguan kontrol saraf.

Cara Mengatasi Ejakulasi Dini Secara Alami

Mengatasi ejakulasi secara alami sebenarnya bisa dilakukan melalui teknik-teknik tertentu. Adapun teknik disini adalah teknik melakukan kontrol terhadap pengenduran otot saat melakukan hubungan intim. Salah satu pemicu terjadinya ejakulasi dini adalah karena otot tegang.

Untuk mengontrol ketegangan tersebut teknik paling tepat adalah pernapasan. Umumnya hal yang dilakukan pria saat bercinta adalah bernapas pendek terlalu cepat. Hal itu terjadi tanpa disadari. Pernapasan memang hal terakhir yang ada di pikiran saat bercinta.

Pernapasan pendek yang cepat inilah yang bisa menyebabkan otot lebih cepat tegang. Ketika pria bernapas dengan cepat dan tubuh menegang, dia akan ejakulasi lebih cepat.

Jadi yang harus dilakukan adalah dengan bernapas lebih perlahan dan berat. Persis seperti yang dilakukan orang ketika melakukan olahraga yoga atau tai-chi. Kedua olahraga tersebut memang sangat mempengaruhi bagaimana tubuh beraksi.

Dengan bernapas lebih perlahan dan berat, otot akan lebih rileks. Otot yang rileks pun akan menurunkan seluruh ketegangan sehingga Anda bisa melakukan penetrasi lebih lama dan tak terlalu cepat ejakulasi.
Read More..

Posisi idaman wanita saat orgasme



  • Posisi pria di atas

Ini adalah gaya klasik yang sering digunakan. Supaya tidak membosankan cobalah memodifikasinya posisi ini. Berbaringlah dan arahkan kedua kaki pasangan Anda ke bagian pundak. Dengan posisi seperti ini, klitoris akan terstimulasi, kemudian suruhlah pasangan Anda mengeksplorasi bagian G-Spotnya hingga mencapai orgasme.


  • Lidah dan Tangan

Seks oral ini lebih cepat membuat pasangan Anda mencapai orgasme, karena banyak wanita mengaku lebih mudah mencapai orgasme lewat seks oral ini.
Gunakanlah lidah untuk mencapai kepuasan seksual pada bagian klitorisnya. Kemudian eksplorasikan bagian-bagian di sekitarnya, seperti bagian uretha dan vagina dengan lidah Anda. Lakukanlah dengan perlahan tapi pasti agar pasangan Anda bisa merasakan sensasinya.
Ketika pasangan Anda sudah mulai merangsang, cobalah masukan jari Anda dengan lembut sambil menyentuh bagian G-spotnya. Dengan rangsangan seperti itu pasangan Anda akan mencapai orgasme.


  • Duduk dan Berdiri

Cobalah sesekali ML dengan posisi duduk dan Anda berdiri. Kemudian ajak pasangan untuk duduk di atas bibir meja. Posisi ini cocok untuk penetrasi dalam dan stimulasi pada bagian G-Spot. Jangan lupa kontak mata dan desahan yang membuat pasangan Anda mencapai orgasme.


  • Berdiri dari Belakang

Posisi ini mirip dengan gaya doggy style tetapi, posisi ini tidak dilakukan dengan gaya doggy tetapi dengan berdiri. Pasangan akan lebih merasakan sensasi yang lebih besar dari pada doggy style.
Posisi ini akan mendorong langsung bagian G-spot. Lalu arahkan tangan Anda ke bagian klitorisnya agar pasangan Anda lebih merasakan sensasi yang luar biasa.
Read More..

Teknik membuat Wanita Orgasme dengan jari tangan


Menggunakan jari untuk merangsang daerah paling sensitif wanita akan menimbulkan efek yang luar biasa. Namun tetap membutuhkan suatu teknik untuk membuat wanita orgasme menggunakan jari tangan. Karena pada beberapa wanita efek penggunaan jari tersebut berbeda. Tergantung si wanita yang terkadang suka dengan tempo permainan jarinya ataupun jumlah jari yang “bermain” di daerah paling sensitifnya itu. (1)

Jadi disini anda harus tahu dulu kelemahan pasangan anda di titik yang mana. Sebelum anda mulai “bermain” di daerah paling sensitifnya menggunakan jari tangan anda. Terlebih dahulu anda juga harus membuatnya terangsang dengan foreplay.

Berikut beberapa teknik membuat wanita orgasme menggunakan jari tangan :

1. Teknik penghapus
Klitoris merupakan titik paling tepat untuk merangsang pasangan anda. Mulailah dari titik tersebut dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah anda. Sentuh dengan halus dengan gerakan memutar perlahan. Lihat reaksinya, perhatikan juga kecepatan jari anda. Anda harus tahu kapan mempercepat permainan jari anda dan kapan untuk memperlambatnya. Beberapa wanita suka dengan permainan berirama seperti itu.

2. Permainan jari cepat
Apakah pasangan anda suka dengan tempo lambat, atau tempo super cepat ? Jika suka pilihan yang terakhir, gunakanlah jari tengah anda untuk memasuki daerah sensitifnya dengan tempo cepat berulang-ulang. Teknik ini berguna untuk membuat pasangan anda orgasme dengan hebatnya.

Dengan menggunakan teknik ini, anda harus berada dalam posisi yang tepat. Dan posisi yang tepat untuk melakukannya adalah tepat berada di depan daerah sensitifnya (buka dan lebarkan kaki dan lututnya, dan anda harus tepat berada di tengahnya untuk memandangi klitoris dan daerah sensitifnya). Posisi ini akan membuat anda lebih mudah untuk melakukan teknik ini. Luruskan tangan anda, dan masukkan jari tengah anda kedalam daerah sensitifnya dengan tempo cepat secara berulang-ulang. Dan tunggulah beberapa saat, pasangan anda akan segera merasakan orgasme.

3. Menggunakan dua tangan
Jika anda bisa mengatur tempo dengan menggunakan dua tangan, lakukanlah. Tangan yang satu merangsang klitorisnya dengan gerakan memutar (seperti pada teknik no 1), dan gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain untuk menjelajahi daerah sensitifnya. Multiple sensasi ini disukai banyak wanita, dan menambah kesempatan untuknya mencapai orgasme. Tak usah buru-buru, lakukan dengan santai dan relax. Biarkan pasangan anda menikmatinya.

4. Teknik sekrup (memutar)
Sama dengan teknik pada no 2, teknik ini juga menggunakan jari telunjuk dan jari tengah. Juga dengan posisi anda berada di antara kaki dan lututnya dengan wajah memandang langsung ke daerah sensitifnya. Masukkan jari telunjuk dan jari tengah anda dengan telapak tangan menghadap kebawah. Putar tangan anda hingga telapak tangan anda mengahadap keatas, kemudian tarik keluar tangan anda secara perlahan.

Tips : saat anda memutar tangan dan telapak tangan anda menghadap keatas, tepuk-tepuk klitoris pasangan anda dengan jempol beberapa kali.

5. Teknik G-spot
Duduklah di depan daerah sensitifnya, masukkan jari anda (jari telunjuk atau jari tengah, atau keduanya) dengan telapak tangan menghadap keatas. Buat gerakan-gerakan kecil dengan menggerakan jari anda didalam vagina-nya. Tujuannya untuk menyentuh titik rangsang-nya atau sering disebut G-Spot. Lakukan perlahan, perkirakan dimana G-Spot tersebut. Sentuhlah dengan halus. Lihat reaksinya, atur tempo, jika pasangan anda menyukainya, lakukan terus sampai dia mencapai orgasme.

6. Teknik slider
Teknik ini membutuhkan banyak pelumas. Lakukanlah teknik ini jika pasangan anda sudah benar-benar terangsang dengan ditandai keluarnya banyak cairan pelumas, dan daerah sensitifnya menjadi basah dan licin.

Dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah anda, mulailah dengan meletakkan ujung kedua jari anda di kedua sisi klitoris pasangan anda. Lalu meluncurlah ke bawah kedalam vagina-nya. Kemudian kembali lagi ke tempat asal dimana anda memulai. Dan ulangilah gerakan ini sampai pasangan anda mencapai klimaks.

7. Teknik sekop
Masukkan jari telunjuk dan jari tengah ke dalam vagina pasangan anda dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Dengan catatan pasangan anda ada dalam posisi ‘doggy style‘. Gerakan kedua ujung jari anda dengan posisi semakin menurun saat didalam vagina-nya. Ulangi gerakan ini terus menerus. Lakukan dengan halus dan santai. Tak perlu waktu lama, G-Spot pasangan anda akan tersentuh dan dengan segera akan mencapai orgasme hebat. Teknik ini sama seperti teknik G-Spot namun posisi pasangan anda ‘doggy style‘.
Read More..

mengeluarkan sperma di luar vagina,bisakah menghindari kehamilan?


Ada beberapa cara yang dilakukan oleh pasangan yang ingin menghindari kehamilan saat melakukan hubungan intim. Salah satu cara yang dilakukan banyak pasangan untuk menghindari kehamilan adalah membuang sperma di luar vagina saat mendekati puncak ejakulasi.

Tapi, Benarkah cara tersebut dapat menghindari kehamilan sesuai dengan harapan yang di inginkan ?

Namun menurut para ahli di bidangnya, cara seperti itu tidak menjamin si wanita akan bebas hamil. Kenapa?
Berikut menurut sang ahli di bidangnya.
"Cara ini amat sangat tidak dianjurkan, karena risiko hamil masih tetap tinggi," ujar dr Cynthia Agnes Susanto, B.Med.Sc disela-sela acara seminar tentang Keputihan dan Kanker Serviks di Moscatly Cafe Pondok Indah, Jakarta. Saat pria akan mencapai puncak orgasme, sebenarnya penis sudah mengeluarkan cairan sperma awal yang bertindak untuk memuluskan jalannya. Cairan-cairan yang keluar awal ini sebenarnya sudah mengandung sperma yang sudah cukup buat membuahi sel telur.

Asal tahu saja, menurut para pakar, ada jutaan sperma yang dikeluarkan pria ketika berhubungan intim, namun cukup satu sperma yang diperlukan untuk memecahkan sel telur. "Saat seperti itu seseorang mungkin tidak tahu apakah sperma yang dikeluarkannya sudah semua atau belum. Karena hanya satu sperma yang dibutuhkan untuk membuahkan sel telur dan bukan berjuta-juta sperma," kata dr Cynthia.
Sperma bisa saja telah masuk ke dalam vagina atau liang vagina pada saat berhubungan intim. Kualitas sperma yang baik yang bertemu dengan sel telur yang sehat akan mempercepat terjadinya pembuahan.

Mengeluarkan sperma di luar vagina sering disebut coitus interuptus (senggama terputus). Biasanya pria menarik penisnya dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Untuk menghindari kehamilan dengan cara cara seperti ini terbilang sangat sulit, karena sang lelaki harus bisa mengontrol kapan spermanya akan keluar dengan tepat waktu. Dan jangan sampai kebobolan sebelum penis di cabut.

Dalam Situasi dan kondisi yang normal ketika bersenggama, sperma pria masuk melalui vagina lalu melewati leher rahim menuju mulut rahim. Kemudian sperma-sperma tersebut berenang dan berlari saling berebut di dalam rahim terus menuju saluran telur (tuba fallopi). Namun ada sperma yang bisa mencapai saluran telur tapi banyak juga yang tersesat. Bagi yang beruntung, dialah yang kemudian akan menjadikan si wanita mengalami kehamilan.

Untuk dapat menjadikan  kehamilan juga banyak faktor tidak hanya dari sperma saja. Proses pembuahan juga melibatkan komunikasi antara sperma dengan sistem reproduksi wanita. Pada pasangan yang tidak subur, komunikasi itu gagal oleh beberapa sebab. Di antaranya sperma kurang bagus kualitasnya dalam menyampaikan informasi, atau bisa juga sebaliknya, si sel telur memiliki kontrol kualitas terlalu tinggi sehingga sangat selektif terhadap sperma yang datang menghampiri.
Read More..

Riniiiiii oouuhhh !!!




Hujan turun deras sekali penglihatan sedikit kabur karenakaca mobil tertutup embun yang menempel dikaca depan. AC kunyalakan walaupun udara terasa dingin menusuk tulang. Saat itu sudah jam 7.30 pagi, jadisudah tak mungkin lagi menunda untuk berangkat kekantor apalagi jam 8.00 ada janji meeting dengan client.
Mobil kujalankan pelan dan hati hati, maklum jalan di depan rumah tidak begitu lebar. Dari rumah ke jalan raya tidaklah begitu jauh setelah satu tikungankekiri maka akan kelihatan sebuah kaca spion besar warna merah diperempatan jalan dan itulah jalan raya yang akan membawa arah perjalananku menuju kantor.
Persis ditikungan sebelah kiri di depan sebuah wartel seseorang melambaikan tangan meminta aku berhenti untuk minta tumpangan. Aku tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya karena terhalang hujan yang sangat deras, tetapi dia berambut sebahu dan berseragam SMU.
Mobil kupelankan, dan tanpa tunggu aba aba lagi dia lansung membuka pintu depan dan duduk disebelahku.
"Maaf Om saya kehujanan, dari tadi nunggu angkot penuh melulu.. Ya dari pada terlambat terpaksa mobil Om kustop, sorry ya Om."
Dia berkata polos sambil mengibaskan rambutnya yang menempel di kerah baju karena basah.Sekilas tanpa sengaja tengkuknya kelihatan, putih.. Bersih.. Dan ditumbuhi rambut rambut halus yang mebentuk satu garis lurus ditengahnya.
"Nggak apa apa kok, memang hujan hujan begini angkotnya jadi sulit, apalagi diujung jalan sana biasanya kan banjir, jadi sopir angkot jadi enggan lewat sini."
Aku menjawab seadanya sambil kembali konsentrasi melihat jalanyang sudah digenangi air hujan.
"Om kantornya dimana," dia memecah kesunyian.
"Di daerah kuningan, memangnya kamu sekolah dimana," aku bertanya sambil melirik wajahnya.
Wow rupanya seorang bidadari kecil sedang duduk disebelahku, wajahnya sungguh cantik. Bibirnya tipis kemerahan, hidungnya runcing dan mancungsedangkan alis matanya hitam melengkung tipis diatas matanyayang bulat bersinar.
Aku sedikit gugup dan kehilangan konsentrasi, mobil tiba tiba memasuki genangan airyang cukup dalam. Air terbelah dua dan muncrat kepinggir seperti gulungan ombak pantai selatan.
"Hati hati Om, banyak genangan dan licin..! Kita bisa slip nih," dia mengingatkan sambil menepuk pundakku.
"I.. i.. ya" jawabku sedikit tergagap.
"Kamu sekolah dimana," kuulangipertanyaan yang belum dia jawab sekedar menghilangkan rasa kaget dan gugup yang datang tiba tiba.
Perempuan memang makhluk yang luar biasa, aku sudah terbiasa menghadapi banyak ragam perempuan, mulai dari yang centil di karaoke, yang kenes di bar-bar sampai mantan pacar dirumah, tetapi kok aku tiba tiba seperti menjadi seperti seekor tikus di incar kucing dihadapan seorang anak SMU. Aku merasa kehilangan bahan pembicaraan, padahal dikantor aku terkenal tukang bikin ketawadengan omonganku yang suka ngelantur.
"Di.. " dia menyebutkan sebuah sekolah di daerah Mampang Prapatan.
"O.. Kalau begitu kamu bisa ikut sampai timah, nanti tinggal nyambung naik metromini."
Rasa gugupku mulai hilang, pengalaman sebagai tukang cipoak berhasil mengontrol dan mengembalikan rasa percaya diriku.
"Makasih Om, kalau sudah sampai situ sih.. Gampang, jalan kaki juga nggak jauh kok."
"E.. ngomong ngomong kamu tinggal dimana sih, kok rasanya saya nggak pernah lihat kamu selama ini."
"Terang aja nggak pernah Om, orang aku baru pindah kok. Dulu aku sekolah di Kudus sama Ibu, tapi.. " dia terdiam dan kelihatan wajahnya seperti menyembunyikan sesuatu, apalagi aku dan dia sama sekali belum berkenalan.
"Oh.. Pantas aja dong, e.. e.. namamu siapa?" aku bertanya tiba tiba agar dia tidak merasa jengah karena aku tahu dia tidakmau meneruskan cerita tentang masa lalunya di Kudus sana.
"Rini Om, Rini Kusumawardhani."
"Wah.. Itu betul betul sebuah nama yang pas buat kamu," aku mulai melepaskan tembakan pertama sambil tersenyum semanis mungkin, ha ha ha ha ha awas ada semut.
"Ah.. Om bisa aja," dia menjawab sambil tersipu. Woouu.. Hatiku meronta melihat rona pipinya yang tiba tiba memerah bak awan senja diufuk barat. Awan diufuk barat merah apa kuning ya! sebodoh amatlah..
"Tolong ambilkan uang di box dibawah tape itu Rin, buat bayar tol."
Dia menundukkan badan untuk menjangkau uang ke dalam box, aku melirik ke kiri, tiba tiba pemandangan indah terbentang di sela sela kerah bajunya. BH ukuran 34b sedang terisi dengansempurna oleh gelembung payudara yang kelihatan tambah putih dibalik baju seragamnya.
"Yang ini Om.. Oup," tiba tiba dia menyadari aku sedang menatap kedua payudaranya yang kelihatan jelas dari balik kancing baju yang terbuka diurutan paling atas.

"Maaf, Iya yang itu.. Yang lima ribuan," aku menjawab sambil memalingkan muka dan lansung menginjak rem karena mobil di depan berhenti tiba tiba. Tangan kanannya yang tadinya akan menutup kerah baju tiba tiba menggapai sesuatu untuk pegangan agar dia tidak terantuk ke dashboard mobil yang kurem secara mendadak.
Kali ini dia berteriak kecil
"Maaf Om aku nggak sengaja," tiba tiba dia menutup muka dengan kedua tangannya karenamalu dan jengah, soalnya sewaktu mencari tempat berpegangan tadi, tangannya masuk kesela sela pahaku dan dia memegang sesuatu yang sedang bergerak tumbuh menjadi keras nun dibalik CD ku.
Aku merasakan hentakan yang luar biasa keluar dari pangkal pahaku menjalar ke batang penis dan terus bergerak bagai kilat kearah kepalanya, gerakan itu begitu dahsyat dan tiba tiba akibat terpegang oleh tangan halus si Rini. Ruisleting celana ku seperti didorong sesuatu sehingga menonjol runcing kedepan dan hapir mentok di stirmobil.
"Alah mak. Jan.." kepalaku atas bawah berdenyut kencang, tetapi klakson mobil dibelakang mengejutkan aku agar segera memberi jalan.
"Oi! pacaran jangan di tol, no pergi ke.." sisopir mengumpat sambil menyebutkan sebuah nama pantai yang terkenal sebagai surganya mobil goyang.
Itu adalah awal perkenalanku dengan Rini, gadis Kudus kelas 3 SMU di Mampang Prapatan. Semenjak itu hampir tiap pagi Rini dengan setia menunggu di depan wartel untuk berangkat bareng dengan mobilku.
Kami mulai bercerita tentang keadaan masing masing, rupanya dia pindah ke Jakarta ikut pamannya karena orang tuanya bercerai dan Ibunya tidaksanggup membiayai sekolahnya.
Di Jakarta dia hidup sangat prihatin, maklum tinggal dengan orang lain walaupun dia paman sendiri tetapi tentu saja sipaman akan lebih memperhatikan kepentingan anak serta istrinya terlebih dahulu sebelum buat si Rini.
Hampir tiap hari dia hanya dibekali uang yang hanya cukup buat ongkos angkot sedangkan buat jajan dan lain lain adalah suatu kemewahan kalau memang lagi ada.
Hari demi hari berlalu dengan cepat dan aku dengan Rini kian dekat saja, kalau dia disekolah ada kegiatan ekstrakulikuler maka pulangnya dia akan mampir ketempat kerjaku, maklum kantorku berada diatas sebuah plaza yang cukup besar.
Tugasku sebagai salah satu manager dengan gampang bisa kutinggalkan 1 atau 2 jam, toh ada sekretaris yang ngurusin. Aku juga tidak menegerti kenapaRini jadi begitu dekat denganku, kami jalan bersama, nonton makan dan adakalanya dia minta dibeliin sesuatu, seperti baju ataupun parfum. Tetapi itu tidak terlalu sering yang paling dia harapkan dari aku adalah perhatian karena pernah satu hari dia terus terang bicara.
"Om maaf ya kalau 2 minggu kemaren Rini nggak nemui Om dan juga sama sekali nggak ngasih kabar."
Dia berhenti sejenak sambil menatap aku, saat itu kami sedang berjalan dipantai Ancol, dia memegang erat lenganku sambil menyandarkan kepalanya.Tanpa dia sadari tangan kiriku sudah berulangkali menyentuh ujung payudaranya apalagi ketika dia semakin erat merangkul. Payudara itu begitu kenyal dan kelelakianku tiba tiba mulai terusik.
"Memangnya ada apa," aku menjawab sambil mengajak dia duduk disebuah bangku tembok dibawah pohon kelapa.
"Tadinya Rini sudah mau berhenti sekolah, habisnya uang sekolah sudah 2 bulan tidak dibayar dan buat beli buku juga nggak punya." Dia merenung sambil memandang jauh ketengah laut yang ditaburi kerlap kerlip lampu nelayan dan sesekali kelihatan lampu pesawatyang hendak turun di Sukarno Hatta.
"O.. Itu masalahnya, lantas kenapa kamu nggak ngomong aja sama Om"
"Nggak enak Om, ntar dikirain saya matre lagi.." dia menjawab sambil tersenyum.
"Rini.. Gini aja deh, kamu kan sudah tahu kalau Om mau Bantu kamu, tapi kalau kamu nggak bilang, Ya terang aja Om nggak tahu! iya toh."
"Makasih Om.. Terus terang memang Rini mau minta tolong Om untuk yang satu ini. Om nggak usah mikirin mau Bantu yang lain deh, tapi aku akan berterimakasih sekali kalau Om bisa menyelamatkan sekolahku.. Itu aja."
Dia tertunduk, wajahnya begitu sendu dan sorot matanya hampatanpa gairah. Aku begitu terenyuh melihat seorang Rini yang hari harinya seharusnya dihiasi oleh tawa ceria dan penuh optimisme ternyata harus menanggung beban demikian berat.
"Oup.. " Rini berteriak kecil karena kaget ketika kupingnya kutiup untuk memutus siklus lamunannya.
"Om nakal ya.." dia menepuk bahuku dengan mesra dan akhirnya malah memeluk aku.
Bau harum tubuhnya memenuhi rongga hidungku dan membangkitkan keinginan untukbalas memeluknya. Kuraih bahu kirinya kurebahkan dia diatas kedua pahaku, dia sedikit kaget, ingin menolak tetapi itu terjadi demikian cepatnya. Akhirnya Rinimeraih tangan kiriku dan entah sengaja atu tidak tanganku didekap erat didadanya. Oooh.. Lembutnya daging itu, payudara muda yang masih segar dan ranum telah mengalirkan sensasi elektrik ribuan volt ke sekujur tubuhku.

Aku yakin Rini merasakan sesuatu yang bergerak menyentuh punggungnya, karena posisi tidurnya persis tepat di atas batang penisku. Akutahu itu karea Rini berusaha mengangkat pungungnya untuk kembali duduk dan wajahnya kelihatan memerah karena malu. Tapi dengan lembut gerakan duduknya kutahan dengan menekan dadanya.
"Rin.. Sudah tidur aja.. Nih Om kipasin biar nggak gerah."
Aku hanya sekedar bicara karenajujur aja otakku sudah ditaburi bayangan lain yang lebih seru. Tapi kuyakinkan diriku.
"Ini si Rini yang sama sekali belum berpengalaman, sedikit saja kamu salah langkah akan bubar semuanya. Sabar.. Sabar, gunung nggak usah dikejar emang dia nggak pernah lari kok."
Dia kembali tidur dipangkuanku dan sekarang dia malah membiarkan tanganku menekan kedua payudaranya. Kulihat nafasnya mulai tidak beraturan ketika pelan pelan tanganku bersentuhan dengan pucuk payudaranya. Ini adalah pengalaman pertama buat payudaranya disentuh tubuh laki laki. Walaupun itu hanya dari balik baju dan BH, tetapi buat Rini yang baru pertama merasakan, sudah membuat dia sulit bernafas karena mulai terangsang.
"Rin kita pulang yok, sudah jam 8nanti pamanmu bingung dan lapor polisi." Kataku sambil bercanda.
"Nanti aja Om.. Bentar lagi, Rini masih ingin disini 2 jam lagi," diamakin erat memelukku.
"Oupt.. Besok besok kita bisa jalan ke sini lagi, tapi kalau kamu dimarahin karena terlambat pulang, ya.. Kita akan kesulitan untuk jalan jalan lagi.."
Aku berkata sambil mebangunkan Rini dari pangkuanku.
"Ok deh Om.." dan secepat kilat dia mengecup pipiku. Aku hanya bisa terdiam kaget, karena nggaknyangka.
"Lho kok bengong Om.. Katanya mau pulang, ayo." Rini menarik tanganku.
"Ayo," kami berjalan berdekapan.
Dua tahun sudah berlalu, hari itu hari Jumat dan Rini memberitahuku agar aku menemuinya di tempat biasa kami ketemu, di sebuah café dibawah kantorku jam 4 sore. Aku sampai disitu persis jam 4, tapi aku nggak lihat batang hidungnya si Rini, tiba tiba ada bisikan lembut di belakang kupingku.
"Surprise!!"
Aku sempat nggak percaya dengan apa yang kulihat. Seorang wanita cantik dengan celana jean dan kaos ketat berdiri di depanku. Pahanya yangpanjang dan mulus terlihat jelas dibawah balutan celana jean. Disela pahanya tergambar jelas belahan kewanitaan yang belum pernah tersentuh laki laki. Kaos ketat mempertegas beberadaan dua gunung kembar didadanya, sedangkan bagian bawah kaos yang sedikit pendek memperlihatkan kulit putih, bersih dan dihiasi sebuah tahi lalat kecil tepat di bawah pusar. Oh.. Sungguh pemandangan yang indah dan langka.
"Jangan ngliatin gitu dong Om! emangnya nggak pernah lihat cewek pakai jean"
"Sorry, Rin.. Kamu luar biasa, membuat Om jadi linglung."
"Ah jangan ngerayu ah.."
"Nggak kok, hei kenapa tiba tiba kamu tampil beda begini," aku bertanya sambil menggamit tangannya untuk mencari tempatduduk.
"Ehem.. Ada yang lupa rupanya, hari Ini aku bukan anak SMU lagi,aku sudah lulus, lulus, lulus dan merdeka dari segala pasungan dan aturan sekolah.. Katanya sambil berlagak kayak Rendra baca puisi.
"Eh ingat kita lagi di caf0‡10„8.. Tuh lihat tuh orang orang pada mandangin kamu."
"Sorry lah, habisnya hanya dengan Om aku bisa berbagi rasa jadi jangan salahkan daku kalau nggak bisa nahan diri."
"Om ku yang baik, hari ini aku ngucapin terimakasih yang sebesar besarnya, karena kalau bukan Om yang Bantu sudah pasti sekolahku berantakan."
Dia berdiri dari kursinya dan dengan cepat memberikan ciuman ringan dipipiku.
"Rin, nggak enak dilihatin tuh" aku berlagak alim lah dikit.
"Justru karena banyak yang lihatin Rini brani nyium Om, kalauditempat yang sepi.. Wah bisa bahaya dong..!" Dia mencubit hidungku dengan gemas.
Aku bisa menduga isi fikiran orang orang disekitar kami, "Lha ini bapak sama anak atau Om sama.. Pacar mudanya ya!"
Mereka nggak salah, Rini adalah seorang gadis cantik yang sedang tumbuh, sedangkan aku adalah laki laki 'Tua sih belum tapi muda sudah lewat' ibarat mangga sudah mengkal kata orang Betawi, sudah nggak enak dirujak.



Tapi waktu, tempat dan kesempatan mempertemukan kami sehingga membuat kehidupan saling mengisi dan malah sudah saling membutuhkan. Aku butuh semangat dan gairah muda yangberkobar dari Rini sedangkan diabutuh tempat berlindung yang kokoh dan teduh dari aku.. Klop deeh.
"Hei jangan nglamun," Rini mencubit pahaku ketika pelayan sudah berdiri tepat di depanku tapi aku tidak menghiraukannya.
"Oh oh.. Iya Mbak.. Es jeruk buat aku dan kelapa kopyor itu buat dia," aku memberitahu Mbak pelayan sambil menunjuk Rini.
"Om.. Kalau kali ini Rini minta sesuatu boleh nggak!"
"Kenapa tidak.. Kalau Om sanggup pasti Om kabulkan"
"Sebetulnya Rini mau memberikan satu hadiah spesial buat Om tapi sebelumnya Rini minta sesuatu dulu.. Gimana Om.""
"Ok nggak masalah",. Jawab ku sambil mempersilahkan dia minum.
"Rini tahu kok, Om nggak pernahmau ngerayain HUT Om, tapi kali ini Rini minta untuk dirayakan sebagai hadiah juga buat Rini, kita rayain ya!" Kulihat wajahnya sangat berharap.
Betul sekali, aku Mamang paling ntidak suka dengan yang namanya pesta HUT gitu, jadi wajar saja kalau aku lupa hari ituaku sebetulnya ulang tahun.
"Well.. Kita mau ngerayain sepertiapa, dimana degan siapa aja Rin""
"Maksud Rini kita rayain berdua aja, gimana kalau kita cari tempatyang jauh dari keramaian agar lebih leluasa, kayak dipantai gitu!" belum sempat kujawab Rini sudah ngrocos lagi.
"Jangan khawatir, Rini tadi sudahpamit mau nginap di rumah teman sama paman."
Dia seperti bisa membaca jalan fikiranku.
"OK apa kita mau ke Ancol!"
"Jangan Om disana terlalu ramai, Rini ingin ke Merak disana kita bisa lihat ferry keluar masuk dermaga sepanjang malam"
Setelah telpon ke rumah memberitahukan bahwa aku adarapat dinas, maka kami langsungtancap gas ke Merak. Disitu ada sebuah hotel pantai yang memang sudah tidak terlalu bagus lagi karena termakan usia,tetapi sangat strategis, tempatnya di pinggir jalan raya dan menghadap langsung ke selat Sunda dan Pelabuhan ferry.
Setelah mandi, Rini tidak lagi paklai jean ketat, tetapi rupanya dia sudah siap dengan baju tidurputih setengah transparan sehingga lekuk tubuh dan tonjolan dadanya begitu jelas.
"Rin.. Om masih penasaran kamu mau ngasih hadiah spesial apa sih sama Om," aku bertanya sambil telentang ditempat tidur.
"Nanti aja deh.. Om pasti bakal tahu juga," Rini merebahkan diri disamping kananku.
Tiba tiba kami saling menghadapsehingga wajah kami hampir bersentuhan. Aroma nafasnya menerpa hidungku dan bau mulutnya yang wangi membuat gelora hasratku terpancing.
Kulingkarkan tangan kiriku ke tubuhnya, dia diam dan malah memejamkan matanya. Pelan tapi pasti bibirku menyentuh bibir Rini dengan lembut. Rini seperti tersentak tiba tiba. Tubuhnya sedikit mengigil dan nafasnya jadi memburu.
Kuhentikan gerakan bibirku persis diantara kedua bibir Rini, ujung lidahku kudorong keluar sedikit demi sedikit dan bibir Ranum itu mulai kujilati dengan penuh perasaan. Aku sengaja mengontrol gerakan dan keinginan ku sedemikian rupa agar Rini dapat merasakan suatusensasi kelembutan yang membuai dan akan membuat diaterhanyut dalam kenikmatan.
"Rin.. Boleh nggak Om teruskan," aku berbisik sambil mengecup kupingnya.
Tubuhnya bergetar dan posisi tidurnya tidak lagi menghadap aku tetapi bergerak telentang dalam dekapanku.
"Nggak pa pa Om terus aja," Rini menjawab disela deburan jantungnya yang menggila.
Aku segera mengecup kulit putihtepat dibelakang telinganya, Rini mengerang, "Om.. Geli.. Bulu roma Rini jadi berdiri semua."
"Nggak apa apa Rin," aku menjawab sambil terus mengerakkan bibir dan lidahku meluncur di lehernya yang jenjang.
Leher mulus itu kujilat dengan lembut dan pelan, terus turun.. Turun.. Dan Ouh.. Baju tidur Rini tiba tiba terbuka di bagian dadanya, buah dada itu begitu ranum, kulitnya putih dan halus, disekitar putingnya berwarna coklat kemerahan, ditumbuhi bintik bintik putih halus melingkar memagari puting susunya yang kehitaman dan sudah berdiri tegak.
Sungguh satu pemandangan yang sangat indah melihat payudara muda dan baru pertama mengalami rangsangan sexual. Bentuknya masih bulat dan padat membuat aku tak sanggup lagi menahan diri.
Putting muda itu kuhisap denganlembut dan tubuh Rini kembali bergetar.
"Oouuhh Om.. Rini nggak tahan Om. "
"Nggak tahan apanya Rin"
"Nggak tahu Om.. Nggak tahan aja"
Aku lupa kalau Rini belum pernahmengalami rangsangan seperti ini.
"Nggak pa pa Rin jangan ditahan.. Kalau Rini ngerasa sesuatu ikutin aja," aku berkata sambil memutarkan jempol dan telunjukku ke puting susunya.
"Om.. Terus Om.."
"Iya Rin. Tapi bajunya buka dulu ya."
"Terserah Om.. Aja"
Semua pakaian Rini kulucuti begitu juga aku, kami sekarang telanjang lonjong eh.. Bulat. Tubuh putih polos Rini sekarang terhidang pasrah dihadapanku. Sementara penisku sudah mulai teler mengeluarkan cairan putih bening pertanda siap tempur. Rini kembali kudekap dengan pelan, penisku kutempatkan persis ditengah belahan vagina Rini.
"Ouuh Om.. Rini jadi basah Om.. "
"Iya sayang.. Om Juga"
Kugerakkan pinggulku turun naik penuh irama, pelan pelan penisku menyentuh clitoris Rini.
"A.. aduh Om.."
Cengkraman tanga Rini seperti mau merobek kulit punggungku. Dia mulai terangsang dengan hebatnya, matanya sayu dan redup, bibirnya merekah setengah terbuka dan basah olehhasrat kewanitaan yang minta dipuasi. Sementara aku mulai merasakan cairan panas mengaliri batang penisku, itu adalah cairan vagina Rini yang keluar bagaikan mata air pegunungan sukabumi, kental dan licin.
Kedua tanganku mulai membelai payudara Rini denga gerakan melingkar dari bawah ke atas dan berakhir diputingnya yang tegak berdiri. Aku menyadari ini belumlah saat yang tepat untuk melakukan penetrasi, Rini harus diberi kenikmatan puncak senggama dengan cara lain, setelah nikmat klimaks itu dia cicipi buat pertama kali didalam hidupnya, barulah penetrasi akan kulakukan.
Pelan pelan kedua kaki Rini kudorong kepinggir, sekarang vagina Rini terbentang jelas dihadapan penisku. Bulunya sedikit kepirangan (nggak pernah disampoin kali) tepat diatas clitorisnya bulu tersebut membentuk lingkaran kecil seakan disiapkan buat tempat pendaratan lidahku.
Aku sudah mau menjilat clitoris itu sambil menunduk tapi tiba tiba.
"Om jangan dijilat ya.. Rini pasti nggak tahan, kata teman teman kalau vagina Rini dijilat, Rini pastilansung klimaks.. Oouuh padahal Rini masih kepingin lebih lama ngerasain seperti ini."
Kuurungkan niat untuk menjilat vagina Rini yang sudah terbuka lebar tersebut. Kulit di seputar vagina itu putih dan bersih, sementara ketika bibir vaginanyakusibak dengan jariku, kelihatan warna merah membayang dipinggir bibir dan lubang vagina yang sekarang telah dipenuhi cairan putih bening nan wangi.
Kakinya kuangkat lebih tinggi dan sedikit mengangkan sehingga bibir vagina Rini betul betul terbuka menantang penisku.
"Rin.. Kita peting aja dulu ya.. "
"Peting itu apa Om.. "
"Nih. Begini nih"
Batang penisku kuletakkan persis ditengan tengah bibir vagina Rini dan dengan gerakkan turun naik yang berirama, penisku mulai menggosok bibir vagina dan clitoris Rini.
Aku merasakan tangan Rini mulaimenekan pinggulku agar batang penisku lebih erat menepel di vaginanya. Gerakkanku semakin cepat dan pingul Rinipun mulai turun naik seirama tarian dangdut penisku. Lendir vagina Rini semakin banyak membuat penisku dengan leluasa bergerek didekapan vaginanya.

Akibat licin dan hangat, serta sensasi clitoris yang tersentuh oleh ujung penisku, aku mulai merasakan gerakan sperma menyeruak ingin menyemprot, kukendalikan diri agar airbah sperma ku jangan tumpah duluan sebelum Rini dapat kupuaskan. Gerakan Rini semakin lama semakin liar, dia mulat menggigit bahu dan tetekku, jemarinya mencengkramkencan pantat belakangku.
"Oomm, Rini ngerasa melayang.. Dan oouuh ada yang mendesak dari bawah vaginaku.. Oh apa ini kok rasanya seperti ini.. Oomm Rini nggak tahan.. Om tolong gosokkan penisnya yang kencang.. Oouhh dia datang ouhh.."
Sebelum Rini terkulai lemas karena klimaks pertamanya, akupun merasakan gerakan sperma yang tiba tiba kuat menekan dari sela sela kedua torpedoku, terus meniti batang, terus kebagian kepala dan sekarang tepat diujung penis
"OOh.. Rin.. Omm lepass sayang.."
Spermaku muncrat menyirami pusar Rini yang putih bersih, sperma itu begitu kental seperti ingus yang sudah mingguan nginap dihidung., diam dan samasekali tidak meleleh ke bawah, sekalipun dia dipinggir perut Riniku yang telah tertidur pulas.
Jam 12 malam kami terbangun karena lapar, tetapi sebelum bangun tiba tiba aku menyentuh payudara Rini. Akibatnya Ruar biaa.. Sa. Rini langsung terangsang dan mencium bibirkupenuh semangat. Tak ada pilihanlain biarkan perut menunggu sebentar, toh yang bibawah perut juga kelaparan. Ciuman Rini kusambut dengan hangat, pelan tapi pasti pergumulan kembali terulang, remas berbalasremas, kecup dibalas kecup, jilat dibayar jilat, dan itulah yang saat ini sedang aku lakukan.
Vagina Rini kusibak dengan jariku, ujung lidahku menerobos dengan lembut menuju clitorisnya. Clitoris itu kuhisap bagaikan menghisap puncak es cream, lembut, pelan dan sedikit dijilat dengan ujung lidah. Dengan gerakan tiba tiba Rini mebalikkan tubuhku sehingga dia sekarang mengangkangi kepala ku, vaginanya persis diatas mulutku dan bibirnya siap mematuk penisku.
Bibir Rini yang lembut dan basahkurasakan menyentuh lubang kecil diujung penisku
"Ouuhh Rin, jilat terus sayang.. Jangan kena gigi ya.."
"Iyyaa Om, tapi Om jangan diam dong.."
Aku lupa dengan tugasku karenakeasyikan dihisap Rini. Lidahku kembali beraksi, kali ini sedikit menerobos ke dalam vagina karena posisi ku tepat dibawahnya. Rini menggelinjang hebat. Pahanya makin menjepit mukaku, tapi hisapan dan kulumannya dipenisku juga semakin kencang. Kupikir inilah saatnya keperawanan Rini harus kunikmati. Dengan klimaks yang sudah dia rasakan ditambah dengan rangsangan yang saat inidia alami, maka penetrasi pertama ku ke dalam vaginanya kukira tidak akan membuat dia kesakitan.
Posisi kurubah, sekarang Rini telentang tepat dibawahku, kulihat bibirnya masih berlepotan ciran bening penisku,dia mejilat sudut bibirnya dan cairan itupun besih menghilang. Kakinya terentang membuat posisi vaginanya jelas terbuka, pelan pelan kutempatkan ujung penisku dilubang vagina Rini tetapi aku masih diam. Aku ingin dia merasakan sensasi dan getaran hangat dari ujung penisku.
"Oom ayo dong," Rini menyodorkan payudara kirinya untuk kuhisap.
"Mm.." aku langsung menghisapnya, tubuh Rini kembali bergetar hebat dan tanpa dia sadari. Ujung runcing penisku pelan pelan telah membuka jalan masuk ke vaginanya.
"Om.. Perih.." Rini mendekapku ketika batang penisku telah hampir separuh jalan menuju singasananya.
Dinding vagina Rini yang masih perawan terasa menjepit dan menahan gerakan maju penisku, itu mungkin yang membuat dia merasa sedikit perih. Kutarik penisku dengan pelan, ujungnya kuarahkan ke clitorisnya. Dengangerakan mencongkel yang lembut ujung penisku beradu dengan clitorisnya.
"Om aku nggak tahan.."
Melihat Rini mulai terangsang hebat, sasaran penisku kembali kuarahkan ke jalan yang benar, yaitu lubang kenikmatan. Kali ini ujung penis menerobos dengan lancar.
"Oh ouhh masuk semua ya Om..! rasanya sesak sekali."
"Masih perih sayang," kataku berbisik dikupingnya.
"Nggak papa Om terus aja"
"Nih.. Om tusuk ya."
"Iya Oom.., yang dalam Om."
"Iya.. Om sudah masuk semua nih, Rini.. Oh Rin.. Terimaksih ya.. Sungguh nikmat sekali saya.. Ng.."
"Iya Om ini hadiah istimewa dari Rini."
"Oh Om.. Rini nggak tahan. Terus Om. Yang kencang Om.. Ohh iya Om terus.. Kayak itu.. Aja Ouhh!"
Dengan iringan erangan panjang, Rini mencapai klimaks untuk kedua kali dalam hidupnya.
"Om.. Maaf ya. Rini nggak tahan.., padahal Om belum lepas kan.."
"Nggak apa sayang.. Tidak satu jalan ke Jakarta, lewat Priuk bisa, lewat bekasi juga bisa."
Rini mengerti apa yang kumaksud, penisku segera dibelainya dengan lembut, makinke ujung, makin ke ujung terus. Terus.. Dan terus, aku nggak tahuapa apa lagi, yang aku rasa hanya panasnya lidah dan bibir Rini diseputar kepala penisku.
"Rin.. Sayang terus.. Hisap.. Sambildijilat dikit.. Oh. Ya dengan ujung idah sayang.. Oh."
Pandanganku gelap, dunia terasamengambang, tubuhku seperti mengapung, ketika semprotan demi semprotan cairan kenikmatan muncrat dari ujung penis dan membasahi bibir dan hidung Riniku.
Tiga tahun sudah berlalu, sekarang aku kehilangan Rini diahilang ditelan banjir bandang Bahorok. Dia bekerja sebagai guide lepas pada satu perusahanpengelola pariwisata. Selama dia di SMU dulu, dia kukursuskan bahasa Inggris di salah satu tempat kursus ternama di dekat kantorku. Dengan modal bahasa dan wajahnya yang ayu serta sifatnya yang supel akhirnya dia diterima di perusahaan itu.
Masih kusimpan kaos oblong warna hitam dengan gambar lidah menjulur dan tulisan Bali di bawahnya, di dalam lemari pakaianku. Itu adalah hadiah dariRini sewaktu dia menerima gaji pertamanya.
"Rini aku menyayangimu, aku merindukanmu.. Tetapi kau takkan pernah kembali lagi. Maaf kan aku sayang. Melalui surat ini aku inginkan Rini.. Rini lain menggantikan posisimu disampingku. Aku akan berikan semua apa yang pernah kau terima, dan akan kujaga dia sama seperti aku menjagamu."


Read More..

Dinda ,seks pertamanya


Nama saya Dinda. Sebenarnya itu bukan nama asli saya, tetapi nama samaran yang diberikan Arthur dalam kisahnya di Arthur: Snow, Ski & Sex.Menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML.

Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan.

Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.

Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya..

"Gile, jembut Dinda lebat banget"
Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.

"Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?" kata Angki.
"Gue belum pernah cukur jembut" jawabku.
"Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau" kata Vera.

Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.

"Kurang pendek, Dinda. Abisin aja" kata Vera.
"Nggak berani, takut lecet" jawabku.
"Sini gue bantuin" kata Vera.

Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku. Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.

"Bagus kan?" kata Vera.

Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.

"Dinda, elo masih perawan ya?" kata Vera.
"Iya, kok tau?"
"Vagina elo rapat banget" kata Vera.

Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku.

"Ooh, Vera, geli ah"

Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya.

"Memek kamu wangi"
"Jangan Vera" pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil..

"Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?"

Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

"Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6" kata Nia.
"Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya ******nya gede deh" kata Angky.
"Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin ****** dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo" kata saya sambil tersenyum.
"Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny" kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya.

"Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?"
"Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?" tanya saya.
"Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja" kata Vera.
"Pernah kepikiran enggak mau ML?" Vera kembali bertanya.
"Hah? Dengan siapa?" tanya saya terheran-heran.
"Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu"
"Ah gila loe Vera" jawab saya.
"Mau enggak?" desak Vera.
"Terus kamu sendiri gimana?" tanya saya dengan heran.
"Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?" kata Vera.
"Ya boleh aja deh" kata saya dengan deg-degan.
"Mau sekarang di rumahku?" kata Vera.
"Boleh"

Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

"Halo Dinda" kata Alex sambil tersenyum.

Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.

"Hayo, langsung aja. Jangan grogi" kata Vera bagaikan germo.

Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat ****** Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan ****** Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri ****** Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan ******nya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum ******nya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh ******nya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang ****** itu.

Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati ******nya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging.

Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.

Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk ******* dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat ****** Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur.

Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan ******nya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan ****** Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat ****** Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit.

"Aduh, tunggu dong, sakit nih" keluh saya.

Alex mengeluarkan sebentar ******nya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. ****** Alex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku.

"Kamu diam aja, enggak usah bergerak" katanya dengan galak.
"Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda" kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa.

Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.

Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan ******nya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap ******nya dan menelan semua air mani dari ****** Alex.

Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat ****** Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti ******nya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat ******nya terus tegang.

Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ******* dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera.

Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi *******, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.

Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan ******nya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima ****** Alex.

Alex kembali memompakan ******nya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali ****** Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ******* dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari ****** Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku.

Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera.

Read More..

anak ABG



Namaku romi umur gw 27 taun, dah merid namun belom da anak, gw pengen certain pengalaman gw yg cukup gila dengan adik istriku yg masih kelas 6 sd.
Cerita ini berawal ketika gw baru pulang kerja, sore itu drumah sudah ada desi adik adik istriku yg msh kelas 6 sd nungguin d depan rumah. “ngapain des” gw Tanya, “pinjem hpnya donk mas” jawab indah. Segera ku ambil hp dari saku dan gw kasih dia. Emang biasa dia maen game d hp gw, jd gw ga curiga. Sesaat setelah gw mandi terdengar suara2 yg mengeluh, gw deketin sumber suara ternyata c desi lg asik nonton video porno yg ada di hp gw, “hayoo..lg liat paan km?”, langsung gw ambil aja hpnya. “ihh.. ganggu kesenangan orang aje sih” c desi menjawab sambil berlalu. Emang dasar c desi anak yg rada bandel, genit, ganjen, padahal msh kecil..
“mas Romi, filem bokepnya banyak bgt sih d hpnya” tiba2 pertanyaan itu terlontar dr mulut desi. “ach..ehmm..biarin kan dah kawin, jd bias langsung praktek” ku jwb skenanya. Nih anak lama2 songong jg sih..dlm hati ku dongkol. “des sana mandi dah sore, dcariin emak tuh”ku ahlihkan pembicaraan. “mandi di sini aja ah.. “ desi menjawb sambil berlalu. Emang rmh gw dan rmh mertua gw adep adepan, cuman jarak berapa meter doank. Kemudian desi mandi sambil bersenandung, tp ko lama bgt dia ga keluar dr kamar mandi. “des, mandi apa bertapa? Lama bgt?” istriku memanggil dari dapur. Iseng – iseng gw penasaran kkamar mandi yg tertutup dengan hordeng plastic doank, sambil gw intip alangkah kagetnya gw melihat pemandangan d dlm wc, sambil nongkrong d wc desi memaenkan memeknya pake sabun yg dia buat jd bentuk lonjong, sambil mengoles2kan sabunnya ke belahan mmknya dan tangan kirinya memilin-milin pentil te2nya yg masih belom begitu besar desi mendesah-desah “ach..ach…seeect..huh..” waduh..bukannya gw labrak, malah nafsu jg ngeliatnya, mmknya yg msh belum berbulu terlihat merah merona, te2nya yg msh belum tumbuh sempurnya dia tarik2, sekitar 5 menitan trlihat desi semakin nafsu, sepertinya dia mo memasukkan sabun yg udah berbentuk lonjong itu ked lm lubang kemaluannya, “ach..ach…huhhhh…” namun langsung gw pura2 batuk dngan keras sambil masuk ke kamar mandi pura2 ngambil ember…”ngapain lo des maenin sabun kaya gitu” gw pura2 ga tau. “ engga cuman buat maenan aja ko”.
Malemnya sehabis makan gw langsung giring bini gw ke kasur, biz kejadian sore itu gw jd nafsu nih mo ML. eh.. dasar anak songong ternyata d kasur udah ada c desi yg udah molor sampe ngiler.. biking w greeegetan bgt, kt bini gw “c desi mo bobo d sini aja”,dan bini gw ga berani menolak kemauannya, coz kalo dlarang ntar desi bisa ngambek. Emang desi anak bontot yg sangat dsayang ama mertua gw. Bini gw yg udah tau maksud dan tujuan gw ngajakin maen ddepan tv aje, nasib2, udah rmh kecil ukuran RSSSS ( Rumah sangat sangat sempit sekali sehingga selonjoran saja susah). Terpaksa gw maen d depan tv deh sama bini gw. Seperti biasa gw setel dvd bokep sambil nonton tangan gw mulai bekerja, bini gw sambil tdran bersender ke dada gw tangannya dengan cekatan meremas2 kontol gw, sedangkan tangan kiri gw dengan trampil dah nyelip d tengah2 empik bini gw..”ach..masss… terus gosok2 terus.. itilku”, bini gw terangsang hebat, sampe mmknya basah kuyup. “plok,plok,plok..” trdengar suara yg berasal dr mmk yg gw sodok2 pake jari. Sekitar 7 menit tubuh bini gw mengejang” achhh..aahhh..ahhh… ohh..”suaranya sedikit melengking tanpa memperdulikan sekitar dan “Ohhh…oh…. Aku keluar mas…enak bgt” akhirnya bini gw orgasme, nah sekarang gantian giliran mas yah” dengan cekatan bini gw mengulum ttt gw yg dah tegak berdiri, “uhhh..yesss..” emang jago bini gw kl urusan bginian, dengan semangat isapan bibir tebalnya sambil menyapu kepala penih gw dengan lidahnya. “ohh… yes…”. Lalu segera gw tarik daster yg dpakai bini gw sampe atas, dengan gaya sendok gw mulai mengarahkan penis gw k mmk bini gw, gw gesek2kan kpala penis ke itilnya, sampe bini gw kegelian enak. “ayo donk mas, masukin aja ah..bikin penasaran ajah”dengan sedikit dorongan “Slep..crek..crek..crek..” kontolku dengan mudah meluncur masuk ked lm rongga kemaluannya.. “ah..ah.. yes.. nikmat”, sambil bergoyang maju mundur dengan semangat ku genjot mmk biniku sambil meremas2 TTnya. “ach..ach..ach…masss” terasa vagina biniku berdenyut denyut seperti memijat2, gw ganti posisi bini gw bangun dan sakarang brada d atas memegang kendali, sambil mata gw menonton filem bokep bini gw memegang kendali skarang. Sambil menggoyang 2kan pantatnya naik turun “ ah..ah..achhh…” goyangannya semakin cepat “massss… ku mo keluar lagi nihhhh….” Dengan genjotan yg sangat kencang dia organism yg ke2 kalinya…”ach…ach..ach.. yes…”, akhirnya gw jg ikut keluar dngan beberapa semprotan kencang gw hujam lobang mmk bini gw dengan deras.. dngan letih bini gw tertidur d pelukkan gw, mungkin saking capenya.
Gw bawa bini gw kkasur,dlm kondisi sangat lelah gw jg rebahan d kasur yg sudaah berpenghuni c desi yg udah tdr. Terasa lelah sekali tubuh ini setelah sharian bekerja,dtambah melayani bini td, jam menunjukkan pukul 12 malam. Trnyata lama jg td maennya ampir 1 jam.
Tiba2 ketika gw tdr seperti ada yg memegang2 ttt gw, “aduuh… eneng..dah malem nih,bsk lg ja yah..”,gw seperti setengah sadar, sesaat berhenti, tp ga lama malah smakin mnjadi2 mengelus2 ttt gw dr dlm celana (emang gw kl tdr suka ga pake cd), diam2 gw ngintip dan ternyataaaa yg memegang ntu c desi, sambil berusaha menggenggam penis gw dia mengusap usapnya. C desi skarang brada dtengah2 antara gw dan bini gw. Skarang gw pura2 merubah posisi miring menghadap dia sambil tangan gw skarang memeluk badannya yg msh kecil tu. Sambil terus mengocok2 ttt gw dia menjulurkan lidahnya ke mulut gw, Bukan maen nih bocah, bener2 ganjen bgt.. pikiran g mulai menerawang sambil menikmati kocokan desi dan membayangkan mmknya desi yg msh kecil, lidahnya menyapu2 bibirku yg sedikit terbuka..”ehmm..uhh..uhh..” deru nafasnya kena muka gw, bikin tambah horni. Dlm hti pengen tp takut bini bangun. Nekat akhirnya ku sambut lidah desi, “Haaa…” desi sangat terkejut sekali, tangannya berhenti mengocok dan bibrnya mengeras kaku tdk bisa berkata apa2. Dengan semangat skarang malah gw yg mengulum2 bibir desi sambil memainkan lidah,” sstt…jngn berisik nnti kk mu bangun”, ayo lanjutkan” gw berbisik tuk menenangkannya, berlanjut tangannya mulai mengocok2 lg ttt gw, sambil terus berciuman mesra skali, wajahnya yg cantik mirip nikita wili tp versi anak2 bikin gw gemez, tangan gw mulai meraba2 slangkangan desi yg udah sdikit terbuka… dengan lembut gw coba masuk ked lm celana pendek yg dipakai desi, dan “ack..ack..achh..”desi sedikit mndesah ketika gundukan kecil tepat d tengah mmknya gw elus2..udah becek, tiba2 desi bangun dan perlahan lahan mmbuka celana gw, dngn mata yg tajam memandang sambil mengocok2 ttt gw dengan lembut. “ah..ah..ah..”nikmat sekali. “WOW” Gw kaget setengah mati ketika desi dngan binal mulai mengulum ttt gw, buset deh nih bocah bener2 binal piker gw, ttt gw yg sebelumnya udah lemes bangkit kembli, sensasi yg luar biasa desi berikan ketika dngan lembut mnjilat dan mengisap biji gw. Kalo bini gw bangun bisa ancur ancuran nih ketahuan adeknye nyepong punya kk iparnye. Hehehe… baru sekitar 5 menitan brasa ttt sudah mo keluar nyemprot “ ach..ach..aaach…” sambil menahan suara yg keluar dr mulut karena nikmat akhirnya “ crrooot…crooott..croott…” air mani gw nembak d mulutnya desi, gw teken trus kepala desi sampe die seperti mo muntah tp gw ga perduli, belum pernah sebelumnya gw keluarin di mulut. “nikmaaat…bgt” anget2 basah. Dengan lahap desi menelan peju gw sambil menyedot2 trus ttt gw, “Ngiluuu bukan main coy”,kemudian pelan2 dia kembali ke pelukan gw. Sekarang gilirn desi yg gw puasin, pelan2 gw pelorotin celana pendek desi beserta cdnya, sambil mindik mindik agar bini gw ga bangun. “uhuk..uhuk..”,Tiba2 bini gw bergerak dan batuk bikin jantung gw dekdekan aje, untung gak bangun, kemudian gw lanjutin focus pada selangkangan desi yg sekarang sudah mengangkang tepat d depan muka gw, tercium baru aroma pesing campur bau khas mmk, dngan sekali hap mulut gw bisa mencaplok mmk desi yg masih terlihat kecil dan rapat, “Ach..ach..huh…” desi mengeluh dengan nafas terengah engah karena menahan nikmat yg dia terima takut ketahuan bini gw. Jilatan dan sedotan yg gw berikan ke itil desi membuat dia tidak bisa diam, ke dua kakinya seperti menahan tp kepala gw dia tekan semakin keras, “ouh..ouh..Oooohhh..” desi sedikit memekik tubuhnya berkeringat, nafasnya ngosngosan kaya molahiran, seluruh tubuhnya tegang, mulutnya mangap seperti menahan “ouw..ach..ach..” akhirnya desi orgasme dasyat mmknya mengeluarkan banyak cairan kewanitaannya, dengan sigap gw isap habis cairan tsbut. Setelah selesai, desi seperti ambruk, tubuhnya lemes sekali, pelan2 gw pakaikan celananya kembali., gw pake celana jg, terlihat bini gw tidur dngan lelapnya, berarti amaaaan… aksi gw ga ketahuan, desi langsung tertidur pulas dengan mulut yg masih bau peju. pengen rasanya mencoba mmknya tp kasihan jg, mash kecil.
Keesokan paginya gw terbangun dan kaget ternyata posisi gw dengan desi saling berpelukan, sedangkan bini gw udah tdk ada d tempat tidur, langsung gw bangun “ jngan sampe ntar bini gw curiga nih”, “mas…mas.. km sudah bangun , nih kopinya”, “tdr ko pules bgt sih, sampe peluk2kan sama desi bgitu”, ternyata bini gw td ngeliat tp dia cuek aje”. Aman..aman.. hehehe… singkat cerita setelah kejadian malem itu c desi sakit perut, gw ketakutan, jangan jangan gara2 kelakuan gw lagi, eeehh.. ternyata desi mens/haid pertamanya.. slamat yah des, kamu sekarang sudah dewasa, smoga ga kapok yah.. hehehe…

Read More..

Cinta dan nafsu yang membara ....


namanya Putra, dia baru masuk salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung. dia berasal dari sebuah kabupaten di Jawa Barat, jadi di Bandung dia tinggal di sebuah kostan dekat kampusnya. tidak butuh waktu lama untuk Putra mendapatkan teman-teman baru di lingkungannya yang baru. karena teman satu jurusannya sangat asik untuk diajak bergaul dan teman satu kost-nya bisa diajak bekerjasama, tentunya dalam hal membawa pacar ke dalam kamar kost...

suatu hari ketika Putra pulang dari kampus, terdengar suara musik yang cukup keras, kamarnyapun dikunci rapat, praktis itu membuatnya curiga. tidak lama kemudian, dibukalah pintu kamar kost yang ditempati oleh Kamil. dan benar saja, didalamnya ada Anggi yang masih terlihat kelelahan namun sudah menggunakan pakaian seragam khas mahasiswa kebidanan. Putra yang daritadi mengintip dari balik jendela pura-pura keluar melewati kamar kost Kamil
"eh Putra, udah pulang kuliahnya?"
"udah bang, oia itu siapa bang?" sambil menunjuk ke arah Anggi
"oh, ini pacar bang Kamil"
"hei, Putra penghuni baru yah?" Anggi menyapa Putra dengan nada yang panik
"iya mbak, saya baru disini. salam kenal"
Putra tertarik melihat Anggi yang cantik, putih, mulus dan montok tentunya. ukuran BHnya mungkin 34C
"Tra, tadi kamu tau kita lagi ngapain disini? jadi kamu tenang aja, kamu juga boleh kok bawa cewek kesini. gak akan abang gangguin, oke!"
"sipp bang Kamil. kalo gitu Putra mau mandi dulu, abang sama mbak Anggi lanjutin aja 'main' nya. kayaknya bakal ada ronde ke-2 nih, hahaha"
"iih, Putra tau aja. ok deh, jangan onani di kamar mandi. hihihi" kata Anggi dengan suara manjanya. lalu Kamil menarik Anggi dan mencium kembali bibir Anggi yang tipis dan menggairahkan itu, dibukanya kembali seragam kuliah yang telah digunakannya lalu diremas-remaslah payudara Anggi yang sudah nampak mengeras. tidak lama kemudian Putra berlalu meninggalkan sepasang kekasih yang sedang dikuasai nafsu birahi itu, lalu Kamil menutup pintu kamar kost-nya dan kembali melanjutkan permainannya mengolah tubuh Anggi...

sejenak Putra pun kaget, tapi inilah pergaulan remaja Bandung. sebenarnya Kamil berasal dari keluarga yang taat pada agama, tapi pergaulan di ibukota provinsi Jawa Barat ini sudah membuatnya sangat bahagia dengan surga dunia...

baru satu minggu tinggal di Bandung, Putra sudah dekat dengan beberapa wanita. namun yang paling dekat dengannya adalah Tya. awalnya Putra hanya iseng mendekati Tya, tapi ternyata Tya juga tertarik padanya. seminggu kemudian mereka jadian dan menjadi sepasang kekasih. sebenarnya Putra datang jauh ke Bandung untuk menimba ilmu dengan sungguh-sungguh, namun dia tidak bisa menolak ketika cinta datang dan tidak dia biarkan pergi begitu saja. di mata Putra, Tya adalah wanita baik-baik dan sangat santun dalam berpakaian. jarang ada cewek yang seperti Tya di kota yang punya julukan Paris van Java ini...

akhir pekan pun tiba, Tya mengajak Putra untuk jalan bareng. Putra tidak menolaknya karena ini adalah pertama kalinya mereka jalan berdua, lalu Putra juga ingin tahu tempat-tempat nongkrong di kota Bandung. karena weekend, maka jalanan macet karena banyak orang-orang dari luar kota Bandung yang datang untuk rekreasi. hingga akhirnya malam tiba ketika Putra dan Tya baru selesai mengelilingi kota, dan jalanpun masih macet. jam 11 malam, Putra sampai di rumah Tya...
"sayang, makasih banget yah buat hari ini. Tya sayang banget sama kamu"
"iya sayang, harusnya Putra yang berterimakasih karena udah diajak keliling kota Bandung"
"udah malem nih, kamu nginep dirumah aku aja yah. tenang aja, orangtua aku lagi jalan-jalan ke Surabaya kok. besok lusa baru pulang"
"iya deh, lagian Putra udah lelah banget nih"

Putra menginap dirumah Tya, tapi karena tidak ada niatan buruk dan sudah sangat lelah. maka Putra langsung tertidur diruang tamu. tidak lama kemudian, Tya membangunkan Putra...

"sayang, jangan tidur disini. dikamar aja yah, ini minum dulu teh hangatnya"
"eh iya sayang, teh-nya aku minum nih. kamarnya dimana?"
"sini ikut aku!"

dibawanya Putra kedalam kamarnya sendiri. Putra langsung berbaring di kasur, hal itu sedikit membuat Tya kecewa. "ih ini cowok polos banget sih, sengaja gue bawa dia ke kamar gue buat puasin gue. mumpung ortu gak lagi dirumah" teriak Tya dalam hati, tidak lama kemudian Tya pun tertidur di kasurnya bersama Putra...

pagi harinya, Putra kaget karena Tya tertidur sambil memeluk dirinya. dengan menggunakan tanktop dan hotpants saja, otomatis membuat kemaluannya menjadi tegang karena baru kali ini Putra tidur satu ranjang dengan wanita selain ibunya...

"sayang bangun, udah pagi nih"
"hei, morning honey!" Tya memeluk Putra dengan erat sambil menciumi leher Putra
"Tya, masih pagi nii... hmm..." perkataan Putra terpotong karena Tya menciumi bibir Putra sambil memainkan lidah mereka. Putra pun jadi semakin bernafsu, Putra balik memeluk Tya dengan erat sambil meremas pantat Tya yang kenyal dan cukup padat
"ahh, iya sayang ini masih pagi. jadi aku mau 'di-charge' sama kamu. hari ini Tya cuma milik Putra. ooouuuhhh! kamu udah horny yah?"
"ok, charge-an nya udah siap nih. aku udah horny banget nih, ternyata kamu cewek yang nakal!" lalu diremasnya payudara Tya yang cukup mungil namun sangat nikmat untuk digenggam, payudara Tya pun mulai mengeras. namun perkataan Putra kepadanya membuat Tya terdiam...

"Tya kenapa diem?"
"maaf kalo aslinya aku gak sebaik yang kamu harapkan, tapi Tya juga pengen ngerasain indahnya surga dunia, kamu juga mau kan? oke, Tya akui, Tya emang cewek yang nakal!" gak lama kemudian, air mata menetes membasahi wajah Tya...
"iya Putra juga mau kok, apalagi semua ini Putra lakuin cuma untuk cewek yang paling Putra sayangi. kamu boleh nakal, liar, atau jadi cewek yang binal. tapi cuma ke Putra aja, jangan sampe kamu nakal ke cowok lain!"
"oke honey, tapi kamu juga jangan nakal sama cewek lain yah!"
Tya membuka tanktopnya sendiri, lalu menuntun Putra membuka BH-nya. sekarang Putra dapat melihat jelas payudara kekasihnya. lalu dia memainkan lidahnya untuk menjilati sepasang payudara milik Tya. membuat Tya semakin tidak terkendali dan menikmati perlakuan Putra...

"aahhhh, jilat terusss susu akuuu sayannngg!!! oouuhhh, hmmmmehh!"
lidah dan tangan kanan Putra terus memainkan kedua puting Tya sambil sesekali meremasnya dengan penuh nafsu. perlahan tangan kiri Putra meraba selangkangan Tya yang masih tertutup hotpants, gak lama kemudian Tya mencapai orgasme-nya yang pertama...

"ooouuuhhh! Tyaa maauu kelluaaarrr!" kemudian basahlah hotpants itu, perlahan ditarik hotpants dan celana dalam Tya yang sudah basah itu. terlihatlah vagina Tya yang ditumbuhi bulu-bulu halus disekitar kemaluannya. Putra pun membuka celananya sehingga terlihatlah penis putra yang sudah tegang dari tadi, Tya menatap penis Putra tanpa berkedip sedikitpun...

"sayang, punya kamu gede banget. sebelum kamu masukkin, aku pengen pegang dong!" kemudian dipegangnya penis Putra sambil dielus-elus dengan penuh kelembutan, membuat penis itu semakin tegang dan keras saja. itu pertama kalinya Tya memegang penis laki-laki. lalu perlahan penis itu dituntun tangannya untuk masuk kedalam lubang vagina-nya yang masih perawan...

"pelan-pelan yah sayang, ini yang pertama untuk Tya"
"ini juga yang pertama buat Putra, kalo sakit bilang aja, say"

dimasukkan secara perlahan penis itu kedalam vagina yang masih rapat dan sempit kepunyaan Tya, sejenak Putra mendiamkan penisnya ketika telah masuk sebagian ke dalam vagina kekasihnya. air mata pun menetes kembali dan membasahi wajah Tya, karena perihnya keperawanan yang kini telah diambil oleh orang yang disayanginya. tapi itu gak berlangsung lama, karena Tya sudah mulai terbiasa dengan penis Putra...

"masukkin lebih dalem dong!"
mendengar perkataan itu, Putra langsung mempercepat goyangannya. kenikmatan yang tiada tara itu terasa hingga ke seluruh tubuhnya, vagina yang masih sempit dan basah itu membuat Putra semakin tidak terkendali dan semakin kencang memompa vagina Tya...

"aaahhh! uuuuhhh! yeeeehhh, f*ck me! i'm yours, i'm your bitch!!!" kata Tya yang sudah tidak terkendali dan menikmati penis Putra yang keluar-masuk kemaluannya
"ok babe! you're mine! and you're my bitch! oouuuhh!!!" Putra pun merasakan nikmatnya vagina seorang wanita yang sangat dia sayangi. tidak lama setelah itu, Tya mengalami orgasme-nya yang kedua. kondisi ini membuat vagina-nya semakin basah dan rapat, Putra pun semakin mempercepat goyangannya...

"aaahhhhh! oooouuuhhh, Tyaaaa keelluuaaarrrr! hhaaaaaahhhh! uuuhhhmmmm! iiiiiiiaaahhhhh!"
"Putra juga sebentar lagi kok, eeeuuuuhh!"

setelah menikmati orgasme-nya, Tya semakin liar dan benar-benar menyerahkan seluruh raganya kepada Putra. tapi dia tidak lupa akan satu hal yang amat penting...

"Putra, keluarin spermanya diluar aja yah. jangan didalem vaginaku! hmmmm, ooouuuhhh!"
"iyaa, nihhh!"
dengan sergap, dilumatnya penis Putra oleh mulut seksinya. besarnya kemaluan Putra menyesaki mulut Tya, dan sperma Putra pun tumpah tepat didalam mulutnya. dihisap dengan ganas seluruh sperma kekasihnya...

"hmm, *slluurrrppp* ahhh, memang cuma kamu yang bisa nge-charge Tya!"
"iya sayang, kamu juga udah nge-charge Putra. kamu yang paling nakal!"
"nakal juga cuma sama kamu kan? hihihi"
"yes i know, love you honey!"
Putra mencium bibir Tya dengan penuh nafsu dan tenaga yang tersisa. Tya pun menyambut bibir dan lidah Putra dengan penuh nafsu dan hasrat yang terdalam. gak lama setelah itu, mereka berdua tertidur kembali diatas kasur yang basah oleh keringat, sperma, dan darah keperawanan Tya...

***
*3 hari kemudian*
pagi itu hujan turun deras sekali, terdengar suara musik yang keras dari kamar kost Putra...
"yeeeaaahhh, ooouuuhhhh! teerruuussssh! aaahhh, uuuhhh... ayo terusss samppee battereenya pppennuuhh! hhhhhmmmmmhhh!"
Putra dan Tya sedang 'men-charge' jiwa mereka dengan posisi doggy style. mereka melakukannya dengan penuh semangat hingga hujan berhenti...

sesampainya dikampus, mereka belajar seperti biasa. dimata teman-temannya, Putra dan Tya adalah pasangan yang sangat serasi dan santun dalam berpakaian, bergaul, dan belajar. gak ada yang tahu kalau sebenarnya mereka sering melakukan hubungan seks dengan sangat liar...
Read More..

Tante panlok


“Halo dengan toko powell komputer?”
“Iya halo juga,” suara laki-laki menyambut diseberang
sana.
“Maaf dengan siapa saya bicara?”
“Dengan Didit, bisa saya bantu?”
“Komputer saya error nih windowsnya bisa dibantu?”
“Oo bisa””Kapan Didit bisa ke tempat saya untuk service?”
“Sekarang juga bisa”
“Ok kalau gitu saya tunggu. Alamatnya di..”
“Ok saya langsung kesana”
Sebenarnya beberapa saat lagi aku harus pergi ke pesta sehingga aku harus siap-siap merias wajah dan berpakaian pesta. Saat itu aku mengenakan gaun backless cukup pendek yang diikat tali dibelakang leher berwarna pink sehingga memamerkan bagian paha aku yang cukup membuat laki-laki menelan air liurnya. Selain memamerkan paha saya, punggung saya terbuka hingga lekukan pinggang. Setiap orang yang melihat pasti tahu kalau saat itu saya tidak mengenakan bra sama sekali. Tapi saya mengenakan CD g-string berwarna pink serta sarung tangan panjang warna putih sampai di siku lengan.
Terkadang saya suka khawatir kalau ada mata yang menatap lekat bagian pangkal paha saya, karena saya membiarkan semua yang tumbuh disana liar tanpa sentuhan tangan manusia sama sekali. Sepatu hak tinggi berwarna putih juga menghiasi kakiku yang cukup serasi dengan warna putih juga.
Setelah selesai aku duduk di sofa menunggu kedatangan Didit sambil nonton TV dan menghisap rokok marlboro hijau. Dan tidak lama kemudian aku mendengar ketukan dipintu.
“Siapa??”
“Maaf apa ini dengan Tante Eliza?”
“Iya betul,” kujawab sambil membukakan pintu apartment.
“Anda siapa?” kutatap seorang pribumi yang lebih tinggi sedikit dari aku dan berkulit agak kehitaman. Kulihat dia agak sedikit bingung dengan penampilan diriku.
“Ehmm saya dari Powell Komputer”
“Oh silakan masuk,” sambil menutup pintu dan berjalan mendekati komputer yang ada di ruang tamu dekat dengan sofa.
“Ini komputernya yang error”
Dari caranya berjalan dan tutur katanya, aku dapat menilai kalau dia sedikit pangling dan grogi berdekatan dengan diriku. Setelah tiba di hadapan komputer, dia langsung menekan tombol power dan berkata.
“Saya cek dulu Tante”
“Silahkan”
Kemudian aku duduk di sofa dan melanjutkan nonton fashion TV. Aku tidak menyadari kalau sesekali matanya melirik ke aku yang mengenakan gaun sexy itu. Aku menumpangkan kaki kiri ke kaki kanan sehingga bagian bawah gaun aku sedikit tertarik keatas, membuat paha aku semakin nikmat ditonton oleh laki-laki pribumi itu.
“Ehmm Tante bisa nggak komputernya diformat, soalnya harus diinstall lagi”
Aku tahu dari awal bahwa memang dia ingin menatap tubuh aku yang sintal bukan untuk menanyakan hal itu. Akhirnya aku mempersilahkan duduk di sofa tempat dimana aku duduk di sebelahnya karena aku tidak terbiasa berbicara dengan berteriak.
“Ehmm iya Tante” dia berjalan sambil menatap paha aku yang terlihat sangat mulus sekali.
“Berapa lama untuk install komputer?”
“Paling lama 2 jam Tante, kalau boleh tahu memang kenapa Tante??”
Dia mencoba untuk memperbanyak omongan karena dia masih ingin duduk di dekatku yang mengeluarkan bau harum sekali.
“Soalnya Tante harus segera pergi ke pesta 15 menit lagi”
Aku menurunkan kaki dan mengambil minuman di meja dengan setengah membungkuk.
“Didit mau minum apa?” kulihat dia tampak bingung dengan pandangan tertuju ke kakiku.
“Mau Tante”
“Air putih atau soft drink”
“Terserah Tante aja”
Aku kemudian meneguk minuman di gelas dan meletakkan di meja sambil mengambil bungkusan rokok marlboro dan mengeluarkan isinya. Kemudian sebatang rokok terselip di bibir aku dan aku tampak kebingungan mencari korek yang tertinggal entah dimana. Didit melihat aku mencari korek yang tidak ketemu, kemudian dia langsung menyodorkan zippo.
“Nich Tante”
Kumemajukan sedikit tubuhku sehingga gaunku yang belahan dadanya rendah memamerkan tetekku yang tidak memakai BH. Setelah rokok tersulut aku lemparkan senyum kecil.
“Makasih dit,” sambil menghembuskan asap rokok.
Aku tahu persis jika Didit saat itu terpesona dengan tetek yang menantang di dadaku itu.
“Kalau mau ngerokok isap saja,” aku mengambil bungkus marlboro hijau dan membukanya tapi ternyata kosong.
“Ehhmm saya ada Tante, saya suka yang merah” matanya tetap melalap tetekku dengan tidak peduli kalau aku melihatnya.
“Sebentar ya dit Tante ambil minuman dulu”
Aku berjalan ke dapur dengan melenggak-lenggokkan bongkahan pantatku yang aduhai ini.
“Iya Tante,” jawabnya dan aku yakin sekali kalau Didit melihat pantatku yang melenggak lenggok itu.
Aku kembali membawa sekaleng coke dan sedotan kemudian duduk di sebelah kiri Didit, tanpa kusadar posisi dudukku sangat dekat sekali dengannya. Kuberikan minuman itu ke tangannya.
“Makasih Tante, kirain mo dikasih minuman yang seger-seger Tante,” katanya sambil tersenyum.
“Didit bukannya bilang dari tadi, minuman apa yang Didit mau?” kupancing arah pembicaraannya dengan sedikit menjurus sambil mengikat rambutku yang panjang dengan model ekor kuda sehingga memamerkan ketiakku yang mulus tanpa bulu itu.
“Minum susunya,” jawab Didit yang mulai mencoba menggoda aku.
Yang terbersit dalam pikiranku saat itu adalah pasti Didit berpikir kalau ketiak aku saja mulus apalagi sesuatu yang tersembunyi di dalam selangkanganku.
“Sorry Dit, Tante belom belanja ke supermarket jadi nggak ada susu” jawabku pura-pura dan kembali menghisap rokok sampai pipiku terlihat kempot.

Ada kok Tante” matanya melirik ke tetekku.
“Tadi Tante nggak ngeliat di kulkas ada susu,” jawabku semakin ingin tahu adakah rasa keberanian laki-laki pribumi ini terhadap seorang wanita chinese yang begitu aduhai.
Kemudian aku melanjutkan mengikat rambut dengan kedua tangan, tapi rokok tersebut masih melekat di bibirku.
“Ada Tante masa Tante nggak sadar sich kalau ada?” jawab Didit sekenanya karena aku yang selalu menantang terus.
Kusudahi sandiwaraku dengan menjawab, “Iihh Didit.. Ini kan punya
Om” aku sambil tersenyum kecil.
“Oo punya
Om yahh.. Kalau saya minta dikit gimana Tante” sambil tersenyum nakal.
“Nggak boleh, nih kalau mau keringat di ketiak Tante” tangan kiriku menunjuk ketiak kanan yang masih terpampang jelas karena belum selesai mengikat rambut.
“Nggak apa-apa Tante asal ada bonusnya aja,” jawabnya yang semakin bersemangat.
“Apa sih bonusnya”
Aku mulai tersenyum binal. Aku saat itu sudah tidak ingat daratan lagi, karena selama ini aku selalu tidak mendapat kepuasan baik dari suami ataupun pacarku sebelum aku married yang keturunan chinese. Hari ini aku ingin mencoba kemampuan seorang pribumi yang pekerjaannya hanyalah sebagai teknisi. Perlu diketahui bahwa apartment itu adalah apartment yang kubeli secara sembunyi-sembunyi, sehingga suami aku, orang tuaku dan saudaraku tidak mengetahuinya.
“Susu itu tadi Tante”
“Susu nggak boleh Dit, kalau mau keringat ketiak Tante nih”
“Masa nggak dapet bonusnya Tante?”
“Nggak ada bonus, hihihi” jawabku sambil tertawa kecil.
Aku tahu persis Didit sedang berusaha bagaimana caranya agar mendapatkan tetekku.
“Iya dech asal ketiak Tante mau dielus-elus” sambil tersenyum.
Aku mematikan rokok di asbak dan kembali bersandar sambil mengangkat kedua tanganku dan menekuk meraih sandaran sofa.
“Mau elus yang kiri, tapi jilat yang kanan” saat ini aku memang sudah terbakar untuk mereguk kenikmatan dari pribumi ini.
“Yang bener nich Tante?”
Didit mulai meraba ketiakku sampai mendekati tetekku yang sebelah kanan.
“Gelii Ditt” aku mulai merasa geli sambil menggeliatkan badan dan kedua tanganku yang memegang sandaran sofa mencengkram erat sekali.
“Achh nggak apa-apa kok Tante” sambil terus mengelus-elus ketiak kanan dan mulai melebar hingga mencapai pinggiran tetekku yang kanan.
“Udah Ditt gelii” badanku mulai melenting-lenting kedepan sehingga kedua tetekku semakin tampak menantang yang berukuran 34B ini.

Kan belum dijilat Tante, masa mau udahan” tangan kiriku berusaha mendorong tangan Didit yang masih berada disekitar ketiak dan pinggiran tetekku.
“Udah deh gelii Tante nggak tahan” tangan kananku mulai merengkuh bahu kanannya.
Kemudian Didit mengubah posisi dari jilatin ketiakku sampai pinggiran tetekku yang masih berlapiskan gaun satin itu dan memainkan lidahnya di pinggiran tetekku.
“Didit udah dong Tante kegelian nih”
Tangan kanannya yang sedang asyik mengelus-elus ketiak kiriku mulai ada dipinggiran tetekku yang sebelah kiri sambil meremas-remas lembut tetek kiriku. Aku tertawa menahan rasa geli yang teramat sangat sambil tangan kananku meremas-remas rambut Didit yang licin karena aku menggunakan sarung tangan yang terbuat dari bahan licin.
Didit tampaknya tahu kalau aku mulai terangsang maka kedua tangannya saat ini sedang meremas-remas lembut kedua tetekku.
“Sebentar lagi enak kok Tante”
Lidah dan bibir tidak ada henti-hentinya mempermainkan ketiak kanan plus pinggiran tetek kananku sehingga kepalanya terjepit di sela-sela ketiak kananku yang memegang bahunya sambil meremas-remas kaos yang dipakainya karena menahan geli. Saat itu aku ingin tahu kelanjutan keberanian Didit untuk menikmati tubuhku yang mulus ini dengan berusaha bangkit berdiri.
“Udah stopp!!”
Ternyata Didit menahan tubuhku untuk berdiri, kedua tangannya semakin liar meremas-remasnya dikedua tetekku yang masih terbungkus gaun satinku. Kemudian mulutnya pun mulai mengarah ke tetek kananku. Tangan kiriku mendorong kepalanya dan tangan kananku menampar pipi kanannya.
“Plakk!!”
“Apa yang Didit lakukan hah!!”
Aku mencoba berpura-pura, dan menunggu keberaniannya untuk menikmati wanita chinese yang selama ini tidak pernah diperlakukan atau disentuh oleh laki-laki pribumi apalagi seperti Didit yang hanyalah seorang teknisi. Ternyata tindakanku tadi membuatnya semakin garang. Kedua tangannya kembali hinggap dan meremas-remas tetekku dua-duanya, terkadang memainkan puting dari luar gaun satinku.
“Oohh Ditt.. Ampunn jangan terusinn Tante mau ke pestaa” kata-kataku mulai terbata-terbata menahan rasa tegangan yang mulai mengalir ke ubun-ubun.
“Kita pesta sendiri saja Tante”
Tangan Didit masih memainkan kedua putingku, dan mulutnya bergerak semakin mendekat ke tetek kananku. Didit mulai membuka ikatan gaun satinku yang berada dibelakang leher agar mulutnya dapat melahap bebas kedua tetekku yang tidak memakai BH. Setelah gaunku merosot hingga ke perut mulutnya langsung mengulum habis tetek kananku yang terlihat putingnya berwarna merah kecoklatan.
“Sshh bajingan kamu Ditt..”
Aku mulai mendesah keenakan. Lidahnya bergerak dengan lincah memainkan puting tetek kananku itu. Sedangkan tangannya yang satunya meremas-remas lembut tetekku yang sebelah kiri.
“Bajunya jangan diberantakin Dit.. Sshh.. Nanti Tante harus pergii.. Oohh”
Setelah puas dengan tetekku yang kanan mulutnya pindah ke tetek kiriku. Sedangkan tetekku yang kanan dimainkan dengan tangan kirinya.
“Suka ngisep tetek cina Ditt sshh” kupancing Didit dengan kata-kata yang menggairahkan sambil kedua mataku terpejam.
“Suka banget Tante” Didit semakin kuat menyedot-nyedot tetek kiriku.
“Pernah ngentotin wanita cina nggak Ditt aahh”
“Belum Tante..”
Kedua tanganku meremas-remas rambut Didit yang terasa sangat licin karena sarung tangan satin yang kupakai. Tangannya berpindah meraba dari perut sampai bagian bawah gaunku yang sudah tersingkap kemana-mana. Didit mengelus-elus terus paha kananku bagian dalam. Sedangkan mulutnya pun tidak pernah diam untuk memainkan tetek kiriku.
“Kalau mau ngentotin cina, Tante kasih waktu 10 menit Dit.. Mmhh” aku meregangkan kedua pahaku sehingga terbuka lebar.
“Nggak cukup Tante..”
Tangannya mulai semakin keatas paha bagian dalam, hingga tangannya menyentuh CD g-string ku. Jari tengahnya mencoba bermain diatas CD g-string ku.
“Harus cukup Ditt.. Sshh oohh.. Besok bisa dilanjutin lagi.. Mmhh” sambil terpejam nikmat.
“Maunya saya sekarang Tante”
Tangannya mulai mengelus-elus lembut diatas CD g-string ku yang mulai basah. Kadang mengelus-elus kadang Didit menekan-menekan sedikit pas diatas memekku yang berjembut lebat sehingga CD g-string ku tidak dapat menutupi lebatnya jembutku ini. Jembutku yang tidak tertutup CD g-string ku juga sesekali terkena usapan.
“Tante harus pergi.. Sshh.. Kalau tidak pergi.. Besok Didit nggak bisa ngentotin Tante lagi.. Oohh..” rangsangan yang kudapat begitu hebatnya.
“Besok yah besok Tante, sekarang kita ngentot aja” tangannya masih terus mengusap memekku dari luar CD.
Didit semakin memberanikan diri, bukan tangan saja, tetapi jari-jarinya dimasukin ke CD g-string supaya menyentuh langsung ke bibir memekku.
“Sshh Ditt.. Tante bisa digampar
Om kalau nggak pergi sekarang.. Makanya tolong Tante.. Mmhh.. Kalau mau entotin Tante.. SEKARANG!!” aku berteriak saking tidak dapat menahan rangsangan.
“Ok Tante”
Didit mulai menarik CD g-string ku hingga lepas, tapi aku tetap mengenakan sepatu hak tinggiku. Posisiku saat itu masih bersandar disofa dengan pakaian yang sudah tidak karuan lagi. Didit menatap kawah yang sudah amat sangat basah itu dan tercium bau harum ciri khas memek.
“Bentar Tante aku mau bikin Tante semakin horney lagi..”
“CEPETAN BAJINGAN,” teriakku semakin tidak sabar.
Mulutnya mulai menciumi dari paha dan akhirnya tertuju ke terminalnya atau memekku. Lidahnya langsung menyentuh pinggiran memekku.
“Aahh,” aku berteriak sambil menggeliat.
Akhirnya Didit mulai menjilat memekku dari bagian pinggir. Tanganku menarik kepalanya semakin dalam terbenam di selangkanganku. Sesekali mulutnya menyedot-nyedot bagian dalam memekku.
“Aahhnjingg enakkhh”
Aku meremas rambutnya dengan dua tanganku yang memakai sarung tangan. Lidahnya mulai bermain di itilku yang sudah membesar itu sambil terkadang disedot-sedot.
“Bajingann.. Terussinn aahh cepett”
Badanku menggeliat-menggeliat tidak karuan ke
sana kemari. Lidahnya terus bermain didalam memekku, kedua tangannya juga mengangkat kedua kakiku agar mudah lidahnya menjilati setiap bagian dari memekku. Dia trus bermain di memekku dengan rakusnya. Tangan Tante kiriku akhirnya memegang betis kiri dan tangan kanan memegang betis kanan sehingga kedua kakiku saat itu terangkat keatas membentuk huruf V untuk memudahkannya melahap habis memekku.
“Terusshh” aku semakin bernafsu karena selama ini aku belum pernah merasakan dijilat memeknya. Didit terus menjilat memekku yang sudah basah sekali dari bawah keatas, dari atas kebawah terus diulang-ulang. Badanku tergetar-getar dan kepalaku menggeleng terus ke kiri dan kekanan, sedangkan pinggulku berputar-putar.
“Tantee udahh nggaak tahaann oohh”
Lidahnya menerobos masuk ke dalam memekku lalu ditarik lagi, itu terus dilakukannya berulang-ulang, dengan diselingi sedotan ke memekku. Aku yang tidak kuat menahan kenikmatan ini akhirnya kedua kakiku menjepit kepalanya dan tanganku menggapai langit-langit yang tidak bisa diraih sedangkan badanku membusung kedepan. Aku lalui orgasme dengan teramat sangat indahnya yang melambungkan diriku ke impian yang selama ini tidak pernah kudapatkan. Semburan demi semburan terus keluar dengan tubuhku yang berkelojotan.
Didit tahu kalau aku sudah orgasme, sehingga Didit semakin kuat menyedot-nyedot belahan memekku.
“Aahhnjingg bangsatt oohh enakk”
Memekku basah kuyup setelah orgasme yang begitu deras. Lidahnya ternyata belumlah berhenti memainkan itilku, tangan kirinya meremes-meremes tetek kananku. Tubuhku masih tersandar disofa dengan gaun yang masih terpakai tapi sudah tersingkap kemana-mana. Karna basahnya teramat sangat, gantian tangan dengan kedua jarinya bermain dipinggiran memekku.
“Cepet Dit kalau mau ngentot.. Mmhh.. Sisa waktu Tante tinggal 5 menitt.. Sshh”
Kedua pahaku masih berada di bahunya kiri dan kanan. Tangannya masih mengusap-mengusap memekku, kadang Didit memainkan itilku dengan jari-jarinya. Aku mencoba berdiri sehingga kepalanya terjepit diselangkanganku. Gaun bagian bawah turun menutupi wajahnya, sedangkan gaun bagian atas kurapikan dengan mengikat kembali simpul dibelakang leherku.
Posisi seperti ini membuat mulutnya pas berada dibawah memekku, dan Didit memberikan sedotan yang kuat. Aku mencondongkan tubuh Sedikit kedepan karena tidak kuat menahan sedotan di memekku. Tangan kananku menekan kepalanya yang tertutup bagian bawah gaun satinku. Didit mengulangi lagi sedotan itu cuma sekarang yang jadi sasarannya adalah itilku yang kena disedot.
“Ahhnnjingg.. Enakkhh..” aku tidak kuat akhirnya menahan tubuh dengan kedua tangan diatas meja tamu sehingga posisiku jadi menungging. Lidahnya bergoyang menikmati itilku kekanan kekiri, sedangkan tangannya mengelus-elus pahaku.
“Entotin Tante Ditt.. Tante udah nggak tahannhh..” setengah berteriak sambil mendesah kuat. Tangannya mengelus puserku, mulutnya masih asik bermain dimemekku.
“Buka celananya Ditt.. Tante mau lihat kontol.. Sshh oohh”
Aku sudah tidak sabar ingin melihat kontol yang selama ini terbayang begitu besar dan kuat.
“Ok Tantee..”
Didit sambil mempermainkan memekku, kemudian dia berdiri untuk membuka celana dan CD nya sendiri. Didit langsung mengacungkan kontolnya yang sejak tadi ngaceng keras. Aku melihat kontol yang begitu besar dengan nafsunya karena tidak seperti kontol biasa, memekku sudah gatel sekali rasanya ingin dientot oleh kontol itu.
“Duduk Dit di sofa.. Please” aku mencoba untuk memohon.
“Yupss..” Didit langsung duduk di sofa dengan kontolnya berdiri tegak seperti monas.
“Baju Tante jangan dibuka ya dit..”
Aku masih berdiri dan meremas-remas kedua tetekku dengan tanganku yang terbungkus sarung tangan.
“Nggak apa-apa Tante..”
Tangannya kembali menerobos masuk dari bagian bawah gaun satinku dan mulai mengelus-elus memekku lagi. Aku menampar pipi kanannya dengan tangan kananku. Plakk!!
“Bajingan kamu Ditt sshh”
Aku langsung mengangkat gaun satin bagian bawah dan berlutut disofa diatas kontolnya. Jari tengahnya berusaha masuk dan akhirnya bisa walau sedikit menembus ke memekku. Didit langsung mengobok-obok isi memekku. Serangan tiba-tiba membuatku tidak kuat dan dengan kedua tangan bertumpu di bahunya.
“Aahhnjingg sshh” aku mendesah keenakan.
Tangan satunya membuka gaun satinku bagian atas, mulutnya langsung mengulum tetekku. Tangannya terus bermain di dalam memekku.
“Aahh” aku membekap kepalanya sehingga terbenam di tetekku.
Mulutnya terus menyedot-nyedot tetekku. Tangan kiriku menggapai kontolnya lewat belakang pantatku. Memekku yang dimainkan dengan jari-jarinya membuat memekku mulai basah kembali. Aku mencoba meremas-remas kontol yang gede dan hitam itu.
“Achh pelan-pelan dong Tante” Didit keenakan dan semakin kuat mengobok-obok memekku sambil memainkan itilku.
“Sshh masukin Ditt.. Tante mau kontol.. Pleasee” aku semakin tidak sabar untuk dientot sama Didit.
“Ok Tantee” Didit mulai naik sedikit agar kontolnya bisa masuk ke memekku.
“Achh” aku merasakan kepala kontolnya masuk dan ditarik kembali. Dan kontolnya dimainkan diatas memekku dulu, Didit sentuh-sentuhkan ke itilku.
“Masukin bangsatt!! Oohh” memekku terasa semakin gatal dan aku menjadi wanita binal dibuatnya.
“Yupss” Didit kembali memasukan setengahnya lalu diputar-diputar kontolnya, dan ditarik sedikit lagi.
“Seret Tantee.. Memek Tante masih sempitt achh..”
Didit mulai meracau tidak karuan. Aku tidak kuat menahan kontol yang begitu besar masuk ke memekku. Aku langsung melampiaskan dengan mengulum bibirnya dengan buas sambil meremas-remas rambutnya.
“Mmhh” aku bergumam menikmati sodokan kontolnya yang begitu nikmat. Didit langsung menekan kontolnya lagi dan bless..
“Aduhh enak banget memek Tantee achh” Didit berteriak kenikmatan karena ini yang pertama kali baginya ngentotin memek cina.
“Aahhnnjingg!! Ennakkhh!!”
Kemudian aku mengulum bibirnya dengan lembut. Didit menarik pelan-pelan kontolnya, lalu mendorong lagi kontolnya. Sedangkan lidahnya bermain di mulutku. Terkadang Didit bergerak memutar pantatnya agar kontolnya ikut bergoyang dimemekku. Aku mengimbangi putaran kontolnya dengan berlawanan arah.
“Ditthh.. Sshh..” aku mendesis merasakan kontol yang begitu penuh berputar-putar di dalam memekku. Didit bergoyang kekanan dan kekiri sambil memaju mundurkan pantatnya.
“Sshh Tante enak banget Tantee truss Tantee” erangannya karena aku menggoyangkan pinggul maju mundur kadang berputar sambil memainkan otot dimemekku.
“Sshh Ditt.. Mmhh”
“Achh Tante truss enak Tantee”
Didit rupanya sangat ketagihan dengan permainan memek yang kulakukan terhadap kontolnya. Aku kembali mengulum bibirnya dengan lembut. Sedangkan Didit mengimbangi goyanganku sambil tangannya meremas-remas tetekku, kadang sambil memainkan putingku.
“Terusshh Ditthh kontol kamu enakkhh sshshh”
Aku benar-benar ketagihan dibuatnya, kemudian aku sedot-sedot lidahnya. Diditpun tak ingin kalah dengan menyedot juga lidahku. Tangannya mash menempel di putingku sambil memainkan dengan jari-jarinya yang kasar. Aku bergerak naik turun semakin cepat karena memekku sudah basah sekali sehingga jalan keluar masuknya kontol menjadi lancar sekali.
“Ayo Ditt.. cepet keluarinn hhss” aku yang sudah berada diujung titik kenikmatan berteriak sambil mengangkat kedua tanganku keatas meremas-remas rambutku sendiri. Kemudian tangannya meremas-remas kuat di tetek ku karena Didit tahu kalau aku akan keluar.
“Iyahh tanntee truss Tante enakk” sambil kadang tangan yang satunya mengelus-elus perutku yang mulus.
“Achh enak Tantee memek Tante enak sekalii”
“Ini memekhh apa Dittsshh..” aku bergerak naik turun dan memutar semakin gila.
“Memek yang enakk Tantee memek chiness Tantee achh”
Diditpun terbawa dengan liar menggerakkan pantatnya.
“Cephheett Ditthh kita keluar barengghshshh”
Aku merasakan nafsu sekali dikatakan memek cina, sehingga aku sudah tidak kuat menahan detik-detik yang teramat sangat indah itu selama hidupku.
“Ok Tantee okkhhss”
Aku menekan kuat memek kebawah dan menggesekkan maju dan mundur dengan cepat. Kedua tanganku terus meremas-remas rambutku sendiri sehingga berantakan. Karena permainanku yang hot ini otot-otot seluruh tubuh Didit tampak bergerak disuatu tempat untuk melakukan finishingnya.
“Ayoo tanttee kita main yang lebih hottss”
Didit meremas tetek ku dan memainin putingku dengan kedua jarinya sambil menjepit-menjepit putingku.
“Diditt bangsshhaat teerruss!!” teriakku semakin binal sambil memutar-memutar kontol Didit yang terbenam penuh di memekku.
“Accduhhss enakss Tantee” Didit mulai menyedot-nyedot putingku bergantian.
“Cepett Ditthh semprott pejunyaa sshh!! tanthhee udahh gaa tahhaann!!” teriakku semakin kencang kemudian aku mengulum bibirnya dan menekan kepalanya sehingga rapat sekali wajahku.
“Tahan bentar Tantee” suaranya kacau akibat bibirku itu mendekati bibirnya.
Setelah deket langsung Didit langsung menyantap bibir sexy yang kumiliki. Tak lepas pantat dimaju-mundurkan kadang bergoyang yang semakin cepat gerakannya. Aku melawan terus dengan memainkan otot memekku sekuat tenaga agar Didit orgasme. Tubuhku terus menggeliat karena nikmat yang tiada
tara ini.
“Tantee truss achhss ayo Tante kita keluarinn Tante dah mo muncrat lomm Tantee achh” teriaknya yang udah mulai kewalahan tidak dapat menahan lebih lama lagi untuk orgasme.
“Aahhnnjinngg” aku bergoyang dengan amat sangat liar dan akhirnya tubuhku mulai menggelepar-gelepar.
“Ayo dit Tante mau keluarr”
“Ayokk Tantee keluarin didalemm yah Tantee achss”
“Aasshh”
Akhirnya titik puncak itu dapat kuraih dengan begitu indahnya selama hidup ini. Tubuhku mengejat-mengejat Sambil memeluk Didit erat sekali. Anganku melayang jauh merasakan gelombang orgasme yang sedemikian hebat yang belum pernah kurasakan sebelumnya dengan kontol ini.
“Achhzz” Didit menyemprot begitu kuat dan derasnya didalam memekku. Crot berulang-ulang.
“Aahhmmhh” aku kembali bergumam di alam mimpi yang indah ini.
Bibirnya mengecup bibirku yang ranum dan aku langsung mengulum bibirnya dengan liar sambil memeluknya yang tercium bau aroma khas itu. Tangannya mengelus tetekku lembut.
“Memek Tante enak sekali yahh gilee bener Tante uueennaakk Tante” bisiknya perlahan dengan napas yang masih terengah-engah.
“Dit Tante puas sekali hari ini” aku tersenyum dan berbisik ditelinganya sambil tetap memeluk tubuhnya kemudian mengecup bibirnya dengan lembut dan perlahan.
“Baru kali ini Didit ngentot sama wanita yang hebat.. Tante benar-benar hot sekali” jawabnya puas. Tangan kananku memegang pipinya.
“Tante harus pergi sekarang Dit..”
Didit memandangi wajahku yang sangat cantik ini.
“Ohh iya Tantee” tak terasa kontolnya masih didalam memekku.
“Besok Tante mau jalan-jalan ke mal, Didit mau ikut?”
“Kalau nggak ngerepotin Tante boleh juga Tante”
Aku peluk erat tubuhnya berbau sangat menyengat itu seakan tidak ingin kehilangan dan mengecup keningnya.
“Didit nggak malu ke mal sama Tante?”
“Kenapa musti malu dan karena apa Tante?”
“Nanti orang-orang kirain Didit simpenan Tante” candaku manja dengan suara setengah berbisik dengan napas yang masih terengah-engah.
“Yah nggak apa-apa lagi Tante.. atau mungkin Tante malu jalan sama Didit nich?” sindirnya sambil mengecup lembut ke bibir ranumku.
“Mmhh Ditt.. Kalau Tante sih bangga bisa bawa anak muda di mal..”
“Kalau anak mudanya jelek gimana Tante?” sambil tersenyum menyatakan kejelekan wajahnya.
“Biarin.. Mereka nggak tahukan kalau jelek-jelek kontolnya bikin nggak bisa tidur-tidur 7 hari 7 malam hihihi” candaku sambil tersenyum.
Kemudian aku bangkit berdiri sehingga kontolnya keluar dari memekku. Aku merapikan gaun satinku yang tidak kusut dan terbuka itu serta rambut yang berantakan.
“Tante mau nggak kalau Didit dijadikan simpanan Tante??” sambil membantuku merapikan gaun pestaku.
Aku duduk di meja ruang tamu yang pendek itu sambil menghias kembali dandanan yang berantakan. Dalam hatiku berkata mau Dit, kontol kamu enak sih..
“Didit mau jadi simpenan Tante soalnya memek Tante legit sich” candanya sambil merayuku.
“Udah beresin pakaian Didit, Tante harus berangkat” aku menarik sarung tangan yang sedikit turun di pergelangan tangan.
“Iya Tantee” Didit menarik CD dan celana jeansnya ke pinggangnya. Aku beranjak ke depan pintu apartment karena tergesa-gesa.
“Tunggu Tante” sambil merapikan pakaiannya yang sudah dikenakannya.
“Sorry Tante nggak bisa antar Didit, soalnya Tante udah telat 15 menit nih”
“Ohh ya dech Tante.. nggak apa-apa daripada ketahuan
Om nanti kita nggak bisa ngentot lagi” sambil tersenyum dan berharap rupanya dia untuk ngentotin aku lagi.
Aku buka pintu apartment dan menunggunya untuk keluar terlebih dahulu. Sambil keluar Didit mencuri untuk mengecup bibirku dengan gerakan yang amat sangat cepat khawatir ada yang melihatnya. Aku tarik tangannya agar masuk ke dalam dan membiarkan pintu terbuka kemudian kupeluk erat sekali tubuhnya seakan rindu dan kangen sama orang yang jelek dan bertubuh bau ini.
“Jangan cium Tante lagi nanti berantakan”
“Ok Tantee”
“Tante cuma ingin pelukin Didit mmhh”
“Habis bibir Tante itu sich”
“Kenapa bibir Tante?” kupancing sambil berbisik mesra dan ternyata dia membalas dengan memeluk tubuhku erat-erat.
“Bibir Tante sexyy buanggett..” dibisikan di dekat telingaku.
“Kontol kamu enak Ditt..” candaku yang sebenarnya aku berharap bisa ngentotin dia lagi sambil menekan lagi tubuhnya hingga rapat.
“Apalagi memek Tante legit buangett” aku mulai membayangi andaikan memekku ini hanya dientotin sama dia terus.
“Makasih ya Dit.. Tante harus pergi..” aku cubit pipinya dengan tanganku yang bersarung tangan sehingga cukup licin dikulitnya.
“Ok Tante ntar hubungi saja kalau ingin ngentot lagi yah” Didit berharap.
“Makasih juga Tante telah bikin Didit puas dan nggak terlupakan, soalnya Tante wanita chinese pertama yang Didit entotin”
Aku tersenyum manis dan beranjak keluar dari apartment. Diiringi Didit yang langsung kembali menuju ke toko tempat dia bekerja.
“Halo siang, bisa bicara dengan Didit?”
“Iya saya sendiri, ini dengan siapa yahh?”
“Ini Tante, Dit”
“Eh Tante apakabar”
“Baik, katanya Didit mau temenin Tante ke mal hari ini, gimana bisa nggak?”
“Ehmm bisa-bisa Tante”
“Nanti dari mal langsung ke tempat Tante ya untuk instal komputer Tante”
“Iya Tantee, memang
Om nggak ada Tante?”

Om di rumah Dit, Didit lupa ya kalau ini apartment pribadi Tante”
“Oo…”
“Didit bisa langsung ke mal A dan tunggu di depan counter B”
“Bisa Tante, sekarang juga Didit siap-siap Tante”
“Ok ati-ati dijalan ya Dit” aku akhiri pembicaraan itu dan langsung segera berangkat.
Tak lama kemudian aku sudah tiba di cafe B dan mencari posisi yang sedikit gelap dan jauh dari keramaian karena khawatir ada yang mengenaliku. Aku mengenakan kemeja tanpa lengan dari bahan kulit dan rok mini kulit semua berwarna hitam. Bra dan CD ku juga terbuat dari bahan kulit dan berwarna hitam. Tidak lupa aku juga mengenakan kaca mata hitam agar tidak dikenali orang. Aku saat itu sudah duduk di kursi panjang cafe tersebut sambil menyulut rokok marlboro hijau. Tak lama kemudian Didit datang menghampiriku.
“Maaf ini Tante Eliza..?”
“Iya, silakan duduk Dit..” aku kembali menghisap rokok.
Tampaknya Didit tercengang melihat penampilanku yang sedikit berbeda.
“Iya Tante”
“Tante.. Kelihatan beda deh hari ini”
“Masa sih? Beda dimananya Dit?”
“Beda di pakaiannya yang sexy sekali dan..?”

Ada apa Dit?”
“Tante berpakaian sangat menantang” katanya sambil tersenyum.
“Oh ya? Menantang apanya Dit? Kita jalan-jalan aja yuk Tante males duduk disini” aku bangkit berdiri dan berjalan menuju keluar cafe.
“Ayo.. Tante..” sambil berjalan di belakangku.
Tanpa menoleh ke belakang aku cubit kontolnya yang berada di sebelah kanan belakangku.
“Auww.. Sakit Tante.. Kalau minta ngomong donk” bisiknya sambil tersenyum.
Rupanya Didit tidak ingin kalah, dia meremas pantatku dari belakang.
“Ehmm nich.. Tante..” sambil tersenyum.
Akhirnya kita mulai mengitari mal, kita sambil melihat-melihat pakaian yang bagus-bagus yang ada di dalam counter.
“Tante mau beli yang mana sich..” dia bertanya.

Ada yang Didit suka? Soalnya Tante nggak suka modelnya” aku menggendong tas dibahu kiri sedangkan Didit berada disebelah kananku.
“Kan Tante yang mau beli dan yang mau pakai masa Didit yang ditanyain suka apa nggaknya”
“Tante juga bingung Dit, rasanya nggak ada yang cocok deh”
“Ya sudah kalau nggak ada yang cocok kita istirahat saja yuk Tante.. Gimana mau nggak Tante?” ternyata Didit sudah mulai berani mengajakku.
“Tantee..” Didit kembali menyapaku karena pikiranku melayang-melayang mengingat kejadian kemarin.
“Tante masih ingin jalan-jalan Dit..”
“Tante belum capek nichh?”
“Kalau Tante capek
kan ada Didit yang mijitin Tante” aku tersenyum menantang.
“Yah Didit sih mau saja asal yang dipijit-dipijit itu yang tertentu Tante” senyumnya mulai menggodaku.
“Yang tertentu itu bagian mana Dit” aku memancing arah pembicaraannya sambil terus melangkah dengan cuek.
“Ini Tantee..” tangannya sambil menunjuk ke tetek ku.
“Malu tuh Dit dilihatin orang..” tangan kananku meraih belahan pantat Didit dan meremasnya.
“Santai saja Tante nggak ada yang lihat kok, tuhkan malah mulai, katanya malu kok gitu Tante?” Didit berbalik memancingku.
“Kenapa nggak yang didepan ini saja Tante” senyum Didit terlihat senang sekali diperlakukan seperti itu.
Akhirnya langkahku langsung mengarah keluar mal dan langsung masuk ke dalam taksi dan duduk di belakang, karena saat itu aku enggan untuk membawa mobil.
“Loh kok naik taksi Tante.. Kenapa? Mobil Tante dimana..?” pertanyaannya bertubi-tubi.
“Di apartment Dit, Tante males bawa mobil” aku duduk menggeser ke dalam agar Didit bisa duduk di sebelah kananku.
Aku melihat supir taksi itu seorang pribumi yang begitu hitam legam.
“Pak tolong arah ke apartment C,” setelah supir taksi itu mengiyakan, Diditpun hanya bisa diam. Namun matanya nggak lepas dari pahaku yang putih mulus itu. Aku merapatkan posisi duduk ke sebelah kanan sehingga bersentuhan dengan bahu kanannya, dan kepala Tante mengarah ke telinganya untuk berbisik.
“Apa yang Didit lihatin?”
“Itu loh yang putih-putih itu..” jawabnya menggoda.
“Apa Dit?” aku berpura-berpura tidak tahu.
“Paha cina.. Hehehehe” pembicaraan kami berbisik-berbisik supaya tidak didengar oleh supir tersebut.
Aku menyandarkan bahu kananku menindih bahu kirinya. Tangannya mulai mengelus perlahan pahaku. Aku mengangkat kaki kanan dan menumpangkan ke kaki kirinya, sehingga rok mini kulitku terangkat tinggi sekali, bibirku tetap berada di dekat telinganya.
“Suka sama paha cina Dit?” aku memancingnya.
“Wah suka sekali Tante.. Apalagi yang diatasnya paha Tante..” jawabnya dengan pelan.
Tangan kanannya masih mengelus-elus pahaku sedangkan tangan kanan aku meraih kepalanya sebelah kanan dekat pintu. Tangannya mengelus-elus pahaku, sesekali dia mengelusnya mendekati daerah yang berbulu lebat.
“Dit, sopirnya ngelihatin kita terus tuh..” aku berbisik malu.
“Makanya kita jangan terlalu banyak gerak Tante.. Pelan-pelan saja biar supirnya nggak lihat..”
“Dia lihat dari kaca tengah tuh Dit, pasti kelihatan..” dadaku sedikit membusung karena bersandar di setengah bagian dadanya.
“Dah kepalang tanggung Tante.. Cuek saja dechh..” jawabnya sambil senyum-senyum melihat tetekku yang ranum.
Posisiku yang masih berpakaian lengkap sangat menantang dan membuat nafsu semua orang yang melihat termasuk Didit dan supir taksi itu.
“Kalau dia minta gimana Dit” aku berbisik.
Didit rupanya sudah tidak peduli dengan si supir itu. Tangannya sudah sampai diatas CD ku itu sambil terus mengelus-elus CD ku. Model CD kulitku yang berwarna hitam itu terikat dengan simpul tali di bagian kedua pinggangku.
“Didit mau ngasih apa?” dengan suara setengah mendesah.
“Aku mau ngasih kepuasan yang lebih Tante..” tangannya sesekali menekan-nekan memek ku.
“Kepuasan apa Dit?” tangan kananku bergerak turun dari kepalanya dan mengelus-elus hidung dan bibir serta pipinya.
“Kepuasan ngentot Tante..”
Tangannya yang satu meraba-raba mencari tali CD ku. Sedangkan tangan kiriku bertumpu pada tempat duduk yang kosong disebelah kiriku. Tangan kirinya masih mengelus-elus dan sesekali menekan memekku yang lebat jembutnya. Sedangkan tangan kanannya melingkar di pinggulku berusaha untuk masuk ke rok ku yang mini sekali.
“Tante belum pernah diperlakukan seperti ini didepan orang lain Dit.. Mmhh,” aku berbisik dan mendesah pelan sekali.
“Biarin Tante.. Dan ini saatnya Tante rasakan diperlakukan seperti ini didepan orang lain”
Tangan kanannya berhasil juga masuk kedalam rok mini ku dan mencoba menarik tali CD ku. Sedangkan tangan kirinya masih tetap mengelus-elus kadang menekan memekku. Dan dia berusaha agar jari tangan kirinya masuk ke CD ku supaya bisa menyentuh memekku yang mulai basah.
“Oogghh Ditt.. Buka aja cdnya sekalian” aku mendesah perlahan menahan rangsangan yang dilakukan Didit.
“Yupss..” akhirnya tangan kanannya dapat menarik tali CD ku..
Dan sret langsung lepas tali CD ku. Tangan kirinya bisa leluasa bermain dilubang memekku tidak hanya satu jari lagi. Tangan kiriku menarik CD yang sudah terlepas tetapi masih terduduki oleh pantatku dan melemparkannya ke bagian belakang dekat kaca belakang taksi. Tangan kananku berusaha meremas-remas kontol Didit yang masih berpakaian lengkap itu. Jari telunjuknya memainkan itilku dan jari tengahnya digoyang-goyangkan dipinggir-dipinggir memekku.
“Sshh Dit.. Nakal jarinya Didit..” aku mendesis perlahan.
Tak lama kemudian taksi berhenti di lobby apartment.
“Sudah sampai Dit”
Aku langsung membayar taksi itu.
“Iya Tante..”
Didit langsung mengikuti langkahnya dari belakang. Aku berjalan masuk ke lobby dan menuju ke lift yang kebetulan sudah terbuka dan kosong isi lift itu. Jantungku masih berdebar kencang karena rangsangan yang Didit lakukan di taksi. Setelah lift tertutup Didit memandangi tubuhku dan bergerak mendekat. Kedua tangannya memeluk kedua pantatku dan meremas-remasnya. Tangan kirinya bergeser kedepan untuk masuk ke memekku sambil mengelus-elus pahaku. Aku mundur selangkah mendapat serangan tiba-tiba darinya sehingga tubuhku tersandar di dinding lift.
“Mmhh,” aku mulai mendesah seperti biasa karena tidak ada orang.
Jari telunjukku menekan tombol 26 dan lift mulai bergerak naik. Tangan kirinya sudah mulai bergerak naik mencapai memekku yang sudah tidak mengenakan CD lagi. Kedua jarinya mulai menggosok-menggosok memekku sambil sesekali mengelus-elus itilku.
“Sshh.. Nakal kamu Dit gituin Tante di depan orang.. Mmhh” mataku terpejam yang masih menggunakan kacamata hitam.
“Tapi Tante suka
kan??”
Aku saat itu mengenakan sepatu model boot yang cukup tinggi hingga menutupi sebagian betis. Tangan kanannya tetap meremas-remas pantatku yang tergolong bahenol. Tangan kirinya tetap bermain di memekku dan sesekali jari tengahnya mencoba masuk ke memekku. Namun terus dia menarik lagi dan itu dilakukannya berulang-ulang kadang cepat kadang lambat.
“Sshh aahh Dit.. Kalau Tante dientot dia gimanaa sshh…”
Aku sedikit berteriak menerima serangan tiba-tiba dari Didit, posisi kaki yang sudah diregangkan untuk memudahkan jari-jarinya. Dia mulai beraksi dengan mulutnya menciumi leher jenjangku dan terus turun hingga di depan memekku. Lalu dia mengangkat rok miniku dan melihat memekku yang masih di mainkan dengan jarinya. Sedangkan lidahnya menjilat-jilat di kedua pahaku.
“Oohhss terusshh.. Mmhh..”
Kepalaku menggeleng-menggeleng ke kiri kanan merasakan nikmat yang diberikannya, lift terasa bergerak begitu lambat karena aku melirik ke indikator yang menyala baru di lantai 13. Dan dia mulai merenggangkan kedua kakiku dengan kedua tangannya supaya terlihat jelas memekku. Lalu dia melebarkan bibir memekku dan lidahnya dijulurkan diatas itilku itu dan mulai menggoyang-goyangkan lidahnya diitilku.
“Auugghhss.. Suka itil cina Dit..” dengan suaraku yang menggairahkan itu.
Posisi kakiku sudah terbuka lebar dan punggungku tersandar di dinding lift. Langsung dia menjilat dengan kuat memekku. Sedangkan tangan kananku meremas-remas rambutnya.
“Suka sekali Tante..”
“Kenapa suka Dit.. Mmhh” kata-katanya mulai membakar birahiku.
Kadang jari-jari kedua tangannya mengelus-elus bibir memekku.
“Enak Tante itil cina itu..”
Sesekali lidahnya memainkan itilku. Jari-jari tangannya tak henti-hentinya bermainkan di bibir memekku yang sudah basah sekali. Dia pun mulai menyedot-menyedot itilku.
“Terus Ditthh.. Sshh..” dia berulang-ulang menyedot-menyedot itilku. Kini tangan kiriku menekan-nekan kepalanya.
“Aahhooss.. Shh” aku mendesis keras sekali.
Kadang-kadang salah satu jarinya mencoba untuk masuk kelubang memekku. Dan jarinya mendorong-dorong dilubang memekku sambil lidah mengelus-elus itilku.
“Kyaa.. Mmsooshhgg..”
Aku merasakan jarinya Didit yang begitu enak dan membayangkan apalagi kontolnya. Tak lama kemudian tingg.. Lift terbuka karena sudah tiba di lantai 26. Karena lift terbuka dia menarik mulutnya dari lubang memekku, namun sebelumnya itilku digigit-gigit kecil dan jarinya masuk agak ke dalam.
“Aaww.. Ditt gilaa” aku berteriak sambil mencoba mencari kunci di dalam tas.
“Ayo cepet keluar Dit” dia langsung menyedot itilku dan kemudian dia berdiri.
“Mmhh Ditt.. Jarinya keluarin, Tante susah nih kalau mau melangkah..”
Aku mengeluarkan kunci dari tas. Dia tersenyum sambil mengeluarkan jarinya dari lubang memekku.
“Sorry Tante habis memeknya hangat puisann” sambil tersenyum.
Aku memberikan kunci ke tangannya sambil melangkah keluar dari lift hingga ke depan pintu apartmentku. Dia pun menerima terus berjalan menuju ke pintu mengikutiku. Setelah dibuka dia mempersilakan aku untuk masuk terlebih dahulu.
“Silahkan Tante duluan” sambil senyum-senyum menatap mataku.
Kemudian dia menutup pintu dan mengikutiku. Aku berjalan terus menuju ke tangga dan pantatku sengaja kugoyang-goyangkan melenggak lenggok. Karena dia berjalan tepat dibelakangku, mukanya hampir menyentuh pantatku yang lenggak-lenggok itu, tiba-tiba tangannya memegang pantatku setengah mendorong sambil diremas-remas.
“Mmhh Dit..” sambil berjalan kedua tangannya meremas-remas pantatku.
Aku tersandung dan terjatuh di tangga sehingga posisi aku menungging dengan kedua tanganku bertumpu di lantai tangga. Tangan kirinya menerobos masuk ke rok mini kulitku dan menekan pas dimemekku. Lalu dia menarik kembali.
“Aahh Didit nakal”
Aku mencoba menaiki tangga itu tapi dengan posisi merangkak karena terburu-buru khawatir dia memainkan memekku lagi. Tangannya menahan kakiku yang ingin merangkak dan diregangkan kakiku dengan paksa. Kemudian dia langsung mencium pantatku dan tangannya membuka kedua belah pantatku agar terlihat memekku. Langsung dia memulai lagi jilatan ke memekku.
“Sshh Didditt nakall” aku berteriak keras sekali.
Jari kedua tangannya memainkan di kedua bibir memekku yang lebat akan jembutnya. Aku semakin terangsang karena selama ini aku tidak pernah diperlakukan seperti wanita binal ditangga.
“Oogghhss”
Jari-jarinya masih menahan kedua pantatku yang montok dan mengelus-elus bibir memekku. Lidahnya dijulur-julurkan pas lubang memekku.
“Mmhh”
Aku mencoba terus untuk naik menuju kamarku. Karena aku tetep mencoba merangkak dia pun mengikutinya dan kegiatannya tidak dihentikan. Namun kadang-kadang dia meremas-remas pantatku kuat-kuat dan kadang digigit-gigit pantatku. Sedangkan ibu jarinya menekan-nekan bibir memekku. Karena kakiku terus mencoba naik ke anak tangga, aku merasakan gesekan yang teramat sangat nikmat di dalam memekku.
“Stopp Ditthh sshh”
Dia tidak mempedulikan perkataanku. Karena posisi ibu jari semakin susah makanya dia menguatkan elusan-elusan yang di bibir memekku, mulutnya kadang menggigit pantatku, kadang menjilat-jilat pantatku, sambil terus mengikuti aku naik. Dan akhirnya karena sulit, satu tangan kirinya yang mengelus-elus dimemekku, dengan jari tengah dan jari telunjuknya bermain. Tangan kanannya kadang memukul-memukul pelan dipantatku. Aku yang sudah benar-benar blingsatan gara-gara Didit memainkan memekku terus berteriak-teriak.
“Diditt aanjinggss..”
Akhirnya aku sampai juga di depan kamarku yang pintunya terbuka dengan AC yang selalu menyala. Aku mencoba untuk bangkit dengan memegang kusen pintu kamarku. Dengan posisi sedikit membungkuk aku menghadap ke dinding. Didit langsung menarik kedua kakiku dan merenggangkannya, agar dengan leluasa mulutnya bisa beraksi lagi di itilku. Lidahnya bermain di itilku, jari-jari tangannya memegang dan meremas pantatku. Lidahnya juga sesekali menjilat bibir memekku. Mungkin karena gemas melihat itilku itu, dia menyedot terlalu kuat dan..
“Aahh Ditt, Tante nggak kuatthh..”
Aku hampir tidak kuat menahan tubuhku sendiri karena kenikmatan yang diberikan Didit membuat kedua lutut Tante lemas hampir sedikit lagi menyentuh lantai kamarku. Karena posisinya dibawah memekku, lidahnya mencoba masuk ke lubang memekku dan digoyangkan kekanan dan kekiri. Sesekali dia mengecup-mengecup itilku.
“Tantthhee keluaarr ss.. oohh..”
Tubuhku mengejat-mengejat dan aku berteriak nyaring sekali. Kemudian aku jatuh ke lantai karena tidak kuat menahan tubuhku sendiri. Tampaknya Didit tidak peduli dengan teriakkanku, justru dia semakin menyedot kuat di lubang memekku. Arus gelombang orgasme yang begitu nikmat aku rasakan hingga pipiku tergeletak di lantai.
“Aahh Ddiitt ss…”
Kedua tangannya menahan pantatku agar tetap diatas, agar supaya mulutnya dapat menghisap cairan yang dikeluarkan oleh memekku. Dia juga menggoyang-goyangkan mulutnya dimemekku. Kedua jari tanganku mencengkram erat merasakan kenikmatan yang beda dari Didit dibanding kemarin.
“Aahh Dittsshh”
Kedua mataku terpejam erat melambungkan angan-anganku ke dunia impian lain. Tubuhku benar-benar dibuatnya lemas sekali hingga tidak berdaya saat itu. Dia masih terus memainkan memekku sambil itilku dijilat-dijilat dengan lidahnya. Kadang-kadang dia menyedot-nyedot kecil itilku yang mungil itu. Pantatku akhirnya terjatuh juga ke lantai dan tangan kiriku berusaha menggapai kepalanya yang ada hadapan di memekku.
“Sini Dit..” suaraku begitu lemas.
Sebelum mencapai wajahku dia menyempatkan untuk mengecup kedua tetekku.
“Dit..” aku berbisik manja.
“Yahh Tante..”
“Bawa Tante ke ranjang ya..” sambil tersenyum melihat wajahku yang letih karena telah mencapai kenikmatan.
“Tante nggak kuat jalan nih..” jantungku berdebar-berdebar terus karena terlalu letihnya.
“Ok Tante..” dia pun mulai membungkukkan tubuhnya.
Tangan kirinya meraih leherku yang jenjang, sedangkan tangan kanannya meraih kedua pahaku yang mulus. Sebelum dia meraih pahaku yang mulus itu dia menyempatkan mengelus memekku sambil berkata, “Dasar memek cina ini manja yah..”
Akhirnya dia mengangkat tubuhku yang lemas karena kenikmatan surga dunia. Sambil berjalan dia mengecup pelan bibirku yang ranum itu.
“Tapi suka
kan Dit sama memek cina..” aku yang masih berpakaian lengkap itu tersenyum lemah.
“Suka sekali Tante..” sambil memandangi wajahku lalu kebawah melihat tetekku.
“Ayo Dit baringin Tante di ranjang”
Tak lama kemudian tubuhku terbaringkan lemas dan dibiarkan sejenak untuk istirahat. Dia tetap berdiri terus sambil memperhatikan sekujur tubuhku.
“Dit.. Jangan bengong dong.. Sini baring disebelah Tante.. Tante mau tidur dulu.. Temenin Tante ya Dit”
Tangan kiriku menepuk-nepuk ranjang bagian kiri yang kosong. Kemudian dia langsung berbaring disebelah kiriku lalu memeluk tubuhku dengan mesra. Tangan kanannya tidak sengaja berada pas diatas tetek ku. Aku yang sudah lemah itu ingin tidur diatas tubuhnya. Akhirnya aku berguling menindih tubuhnya sambil memeluknya erat sekali seakan-seakan tidak ingin berpisah. Ini tidak pernah aku lakukan terhadap suamiku sendiri. Posisi seperti itu membuat tetekku terjepit antara dadanya dan dadaku.
“Dit.. Tubuh Tante nggak beratkan?” bisikku di telinga kanannya.
“Nggak Tante.. Nggak berat-berat amat kok.. Didit masih kuat nahan tubuh Tante yang sexy ini” jawabnya sambil tersenyum.
Dia kemudian mencari bibirku yang ranum tetapi aku menghindar dari bibirnya dan mengecup kening Didit cukup lama.
“Tante tidur dulu ya Dit..”
Akhirnya aku tertidur menindih tubuhnya sambil berpelukan erat dengan pakaian yang masih membalut tubuhku serta sepatu boot yang baru kali ini naik ke tempat tidurku.
Setelah beberapa jam aku tertidur menindih tubuh Didit dengan masih berpakaian stelan kulit lengkap dan bersepatu boot, hanya CD g-string ku yang sudah terlepas. Didit tertidur pula sambil memeluk tubuhku yang berada diatasnya. Terasa tetekku yang montok mengganjal dadanya sehingga tampaknya dia sulit untuk bernafas. Aku merasakan nyaman sekali dalam pelukannya hingga tertidur lelap.
Kedua kakinya melingkari kedua kakiku. Permainan sex sejak kemarin bersama laki-laki pribumi seperti Didit rupanya membuatku menjadi wanita yang mulai binal. Akhirnya aku mulai tersadar dari tidur beberapa saat sesudahnya dan melihat Didit masih tertidur, aku enggan untuk bergerak karena tidak ingin membangunkannya.
Aku mulai berkhayal untuk mulai mencari kepuasan dengan laki-laki pribumi dan ingin sekali menjadi wanita yang binal untuk membalaskan dahaga yang aku dapat karena suamiku yang lemah itu. Aku mencium aroma tubuhnya yang cukup bau tapi menggugah seleraku, karena aku belum pernah berpelukan dengan laki-laki pribumi. Dalam pikiranku kenapa tidak sejak dulu aku mencari laki-laki pribumi seperti Didit yang bisa memuaskanku, memelukku di saat tidur.
Beberapa lamanya aku mengkhayal dan aku merasakan pantatku dielus-dielus oleh kedua tangannya. Aku mulai berfikir kalau laki-laki pribumi memang sangat memuaskan birahiku, nafsunya yang besar seolah-olah tiada hari tanpa mengentot tubuhku. Dia mulai melakukan remasan ke pantatku, dan kemudian tangannya dimasukkan kesela-sela pantatku. Akhirnya kukecup keningnya dengan mesra.
“Sorry Tante membangungkan Didit..” bisikku dengan lemah.
“Nggak apa apa Tante..” jawabnya perlahan dengan suara agak parau.
Tangan kanannya berusaha memasukkan jarinya kesela-sela pantatku dan dibelahnya pantatku yang montok itu. Aku mulai menggeliat kecil kegelian karena selama ini aku tidak pernah dipermainkan belahan pantatku.
“Dit nakal kamu..”
“Biarinn.. Tapi sukakan..” jawabnya sambil tersenyum.
Jari-jari tangan kanannya mulai menggosok dari lubang anusku sampai ke bibir memekku.
“Kalau nanti Tante jadi wanita binal gimana Dit?”
Kedua kakiku mulai menggesek-menggesek kakinya karena geli di sekitar pantatku.
“Nggak apa-apa asal binalnya sama Didit aja..”
Jari tengahnya bergoyang-bergoyang dibibir memekku sedangkan ibu jarinya menekan-nekan anusku. Tangan kirinya sesekali meremas-remas pantatku yang montok ini.
“Dit, jangan mainkan anus Tante, jijik Tante nggak suka”
Aku mulai merayap mendekati bibirnya dan mulai mengecup-mengecup lembut. Setelah aku berbicara itu maka dihentikan kegiatan ibu jarinya dan dilanjutkan jari telunjuk bermain dibibir memekku yang sebelah kanan dan jari tengah dibibir memekku yang kiri. Karena aku mengecup bibirnya langsung dia menyambar bibirku yang sexy itu. Jari-jari tangan kanannya tetap bermain dibibir memekku dan digoyang-goyang digosok-gosok terus memekku.
“Dit.. Saat ini Tante ingin sesuatu yang lembut dan soft.. Mmhh..” kedua tanganku memegang pipinya.
“Iya Tante Didit akan bikin apa maunya Tante..” jawabnya.
Jari tengahnya mulai menyentuh itilku dan sesekali itilku dielus-elus dengan jari tengahnya walau dengan sedikit sulit. Aku kembali mengulum bibirnya dengan pelan dan mesra sekali. Dia balas mengulum bibirku, lidahnya dimainkan didalam mulutku, terkadang lidahku disedotnya. Aku benar-benar menyukai cara permainan lidahnya karena aku tergolong baru dalam hal-hal sex yang seperti ini. Akhirnya aku sambil menekan-nekan pipinya dan terkadang meremas-remas rambutnya.
“Mmhh”
Disaat kami masih berciuman, kedua kakiku itu direnggangkan dengan kedua kakinya, agar tangan kanannya bermain dengan leluasa. Setelah kedua kakiku terbuka lebar jari tengahnya menekan-nekan itilku sedang jari telunjuknya berputar-putar dibibir memekku.
Ciuman dibuatnya lebih panas lagi dan kadang disedot lidahku yang mungil dengan agak kuat. Nafsu birahiku cukup terangsang dengan pola permainan ini, sehingga aku hanya meremas-remas rambutnya dengan kedua tanganku.
“Mmhhss”
Kini setelah agak basah memekku dia mengubah posisi jari telunjuknya, kini jari itu dimasukkan kedalam memekku. Jarinya mencari g-spot yang berada di dalam memekku, setelah ditemukan digosok perlahan-slahan dan diimbangi dengan gerakan jari tengahnya yang mengelus-elus itilku itu.
“Sshh.. Ditt.. Mmhh”
Tubuhku terasa mulai melayang menikmati permainan pada g-spot ku. Kegiatan itu terus dilakukan sedangkan bibirnya masih menyatu dengan bibirku dan terkadang lidahku disedot-sedot dan digigit-gigit kecil. Tangan kirinya berusaha mengelus-elus punggungku yang masih berpakaian itu. Rangsangan cukup hebat yang aku dapatkan membuat kedua tanganku bergerak meremas bantal yang ditidurinya sehingga ketiakku berada disisi kiri dan kanan kepalanya.
“Oohh.. Nikmat sekali Ditt… sshh..”
Tangan kirinya berusaha mencari tetekku, jari tangan kanannya masih bermain dimemekku, kadang dimainkan cepet sekali, terkadang dimainkan lambat. Tubuhku mencoba merayap semakin keatas sehingga tetekku berada didepan wajahnya. Dengan satu tangan kirinya dia mencoba membuka bajuku, setelah terbuka tangan kirinya langsung meremas-remas tetekku. Sedangkan jari-jari tangan kanannya masih dimemekku kini jari-jari itu dia goyangkan seperti langkah orang berjalan, kadang cepat kadang lambat.
“Jangan dilepas Dit baju Tante mmhh.. Tante ingin terlihat sexy sama Didit”
“Aku cuma mau ngeluarin tetek Tante saja kok..”
Setelah dia bisa mengeluarkan tetekku langsung mulutnya menyambar putingku dan langsung menyedot-menyedot putingku yang kecil itu. Tangan kirinya meremas-remas tetekku yang kiri. Kini jari telunjuknya keluar dari memekku dan ikutan bermain di itilku dengan kedua jari berputar-putar diatas itilku itu.
Aku terus merayap hingga kini kepalanya melihat rok mini kulitku membuat posisiku bertumpu dengan kedua tanganku di bantal.
“Sshh Dit..”
Setelah aku menaikkan posisi tubuhku dan posisi memekku diatas muka, dia langsung menarik rok miniku keatas agar dia bisa melihat memekku yang berjembut lebat. Setelah kelihatan dia langsung kecup pas diatas itilku. Memekku itu dibelah dengan kedua tangannya, lidahnya langsung begoyang-goyang di itilku dengan sesekali disedotnya.
“Aahh Ditt enakk… Hh..”
Aku mulai berkelojotan merasakan permainan lidah dan bibirnya di memekku. Kedua tanganku meremas-remas rambutku sendiri. Aku tidak bisa melihatnya karena wajahnya yang tertutup rok miniku seluruhnya. Kadang itilku digigit-gigit kecil lalu disedot perlahan. Lidahnya pun kadang menjilat-jilat bibir memekku dari kanan ke kiri.
“Lidah pribumi memang nakall hhss..” aku berteriak sambil kepalaku tergeleng-geleng kekiri dan kekanan.
Lidahnya semakin berputar-putar didalam lubang memekku yang basah, kadang diselingi sedotan pas dilubang memekku. Dikala dia menyedot pas dilubang memekku jari telunjuknya menekan-nekan itilku. Permainan lidahnya dimemekku membuat aku berada diujung puncak kenikmatan. Mataku terpejam rapat-rapat ingin merasakan kenikmatan yang akan segera kuraih.
Kedua tanganku meremas-remas tetekku sendiri yang seluruh kancing bajunya telah terbuka. Jari telunjuknya yang kanan diposisi menggoyang-goyangkan itilku terus dilakukan kadang ditekan-tekan itilku itu. Sedangkan lidahnya terus menyapu bibir memekku. Permainan dibuatnya dengan tempo cepat sekali. Sedotannya pun sering dilakukan dilubang memekku. Terkadang lidahnya dimasukkan kedalam lubang memekku.
“Cukup Ditthh.. Sshh buka celananya Dit sekarang”
Aku berdiri diatas ranjang menginjak kasur dengan sepatu boot yang masih terpakai.
“Iya Tante..”
Diapun langsung membuka celana jeansnya dan cdnya langsung dilepaskan. Aku terus meremas-remas tetekku dengan tangan kanan sedangkan tangan kiriku memainkan itil yang tepat berada sekitar hampir 1 meter dari kepalanya. Tak lama kemudian keluarlah kontolnya yang sudah berdiri, sesaat dia mengelus-elus kontolnya sendiri.
“Shhmm..”
Kedua matanya memandangiku. Aku berbalik badan untuk melihat kontol pribumi yang sudah ngaceng itu sambil terus melakukan sedikit gerakan-gerakan erotis seperti wanita binal, aku masih berdiri diatas ranjang. Tangan kanannya masih mengelus-elus kontolnya yang tegang, tangan kirinya meremas-remas pantatku yang montok itu. Sesekali jarinya ada yang menelusup masuk kebibir memekku dan dielusnya.
“Oohh Ditt..”
Dengan masuknya jarinya ke memekku, tangan kiriku mengelus-elus jembutku yang lebat sambil membayangkan jika kontol pribumi yang begitu hitam dan besar itu masuk dalam mulutku karena aku tidak pernah menghisap kontol sebelumnya hanya menyaksikan di film-film saja.
Jari telunjuknya dimasukkan ke memekku dan digosok-gosok ke bibir memekku sambil terkadang dimasukkan ke lubang memekku. Sedang ibu jarinya bergoyang-goyang pada tempat antara memekku dengan lubang anusku. Tubuhku akhirnya terjatuh berlutut dikasur karena lemas menahan serangan yang dilakukannya. Kini aku mulai memegang kontolnya dengan kedua tanganku. Ingin sekali rasanya aku untuk mencoba menghisap kontol pribumi yang membuat diriku menjadi binal.
“Aahhdiittsshh”
Karena posisi pantatku, terutama memekku dekat sekali dengan wajahnya, dia langsung menarik pantatku merapat ke wajahnya. Dia langsung menjulurkan lidahnya ke dalam memekku yang basah sedangkan jari telunjuk kanannya dimainkan diitilku. Dia mencoba untuk menyedot pinggir lubang memekku.
“Ditt..”
Aku jatuh tertelungkup di atas tubuhnya karena tarikan tangannya di pantatku. Sehingga kontolnya berada dekat sekali dengan wajahku. Aku terus meremas-remas kontolnya dengan lembut. Lidahnya masih bermain dilubang memekku. Sedangkan jari telunjuknya masih bergoyang-goyang di itilku.
Tangan kirinya menggapai kontolnya lalu didekatkan kebibirku. Lidahnya sesekali bergoyang kekanan dan kekiri menyentuh bibir-bibir memekku. Kontolnya menyenggol-nyenggol terus bibirku yang masih enggan untuk mengulum karena selama ini bayanganku jijik untuk mengulum kontol.
“Eeaasshh mmhh”
Dia menyedot bibir memekku yang kanan. Jarinya masih menggoyang-goyangkan itilku kadang berputar-putar sambil ditekan-tekan itilku yang mungil itu. Tubuhku menggerinjang akibat permainan di itil dan memekku.
“Entott Tante Ditsshh”
kini dia menyedot bibir memekku yang kiri. Itilku dipegang dengan jari telunjuknya dan ibu jarinya lalu dipelintir-pelintir.
“Pake konthhooll priibumii Dittsshhmm”
Aku yang sudah gatal mau dientot berteriak dengan sekuatnya tanpa mempedulikan ada yang mendengarnya. Karena aku sudah meminta-minta dilepaskanlah itilku itu dan ganti lidahnya yang bermain di itilku sambil digigit kecil itilku. Setelah itu disedot isi memekku.
“Oogghh.. Tante mohon entotin Tante Dithhmm..”
Aku yang sudah kalap sama kontol pribumi berteriak-berteriak tidak sabar. Setelah itu diangkatnya pantatku itu lalu setengah didorong kedepan agar memekku pas diatas kontol yang sudah berdiri tegak. Setelah pas tangan kanannya yang memegangi kontolnya lalu digoyang-goyang dan dipukul-pukul memekku itu dengan kontolnya. Posisiku jadi menungging saat itu.
“Masukin Ditt.. Tante sudah gatel nih..”
Aku bertumpu dengan lutut dan kedua tanganku yang masih berpakaian lengkap itu. Setelah dipukul-pukul kontolnya digosok-gosok dengan kepalanya pas di itilku. Kadang dia mulai menggosok dari atas lubang memekku sampai ke itil. Tangan kirinya mengelus-elus pantatku kadang dipukul-pukul pantatku.
“Pribumi bajingan.. Jangan bikin Tante penasaran..” bentakku yang sudah tidak tahan untuk segera dientot.
Dia mulai mencoba memasukkan kepala kontolnya, namun baru kepala kontolnya dia mencabut lalu digosok lagi ke itilku hingga menyentuh bulu jembutku yang lebat. Itu dilakukannya hingga beberapa kali.
“Sshh Ditt bangsatt kamuu”
Aku menggerinjang menerima kontolnya yang keluar masuk hanya kepalanya itu sambil kedua tanganku yang bertumpu dikasur meremas bed cover. Setelah puas melakukan itu dia memasukkan kontol ke dalam memekku hingga setengahnya lalu ditarik kembali hingga tinggal kepala kontolnya yang ada didalam memekku. Itupun dilakukan hingga beberapa kali, sedangkan tangannya yang kanan memegang pinggangku. Tangan kirinya meremas-remas tetekku, terkadang-kadang memelintir putingku.
“Sshh.. teruss”
Aku menggelengkan kepala menahan laju kontolnya yang begitu besar untuk masuk ke memekku. Kedua tanganku menarik bed cover dengan kuat sekali. Karena kedutan otot-otot memekku yang meremas urat kontolnya, dia tampak tidak tahan untuk segera memasukkan kontolnya ke dalam memekku.
“Achhss..”
“Memek chinanya enak Tantee.. Oouyucchhss”
“Kontoll pribumii mentookkhh”
Aku tidak peduli ada yang mendengar teriakanku itu.
“Oogffhh”
Tubuhku sedikit terangkat menerima sodokan kontol yang hingga mentok itu. Sesaat didiamkan kontolnya dalam memekku. Lalu dia mulai menariknya perlahan-lahan lalu didorong lagi dengan sekuat tenaga. Kadang pantatnya digoyangkan kekanan dan kekiri agar kontolnya bisa mengaduk-aduk isi memekku.
“Mmsshh Ditt”
aku ikut bergoyang hingga rambutku yang tergerai menutupi punggung menjadi berantakan. Kontolnya yang begitu penuh di dalam memekku membuat aku melenting ke belakang sehingga aku kini tidak bertumpu lagi pada kedua tanganku. Kedua tangannya meremas-remas pantatku yang mulus kadang dielus-elusnya. Sodokkan demi sodokkannya dilakukan kadang lambat kadang cepat.
“Terusshh Ditt.. Enaknyaa kontol pribumii.. Sshh”
Akhirnya punggungku bersandar didadanya sambil tangan kananku menggapai kepalanya yang ada disebelah kanan kepalaku.
“Memek chinaa pun enak Tantee..” teriakannya tidak kalah dengan suaraku.
Karena punggungku menempel didadanya, leherku dijilat dan diciumnya. Tangan kanannya meremas-remas tetekku dan memilin putingku, sedang tangan kirinya mengelus-elus itilku. Aku semakin menggebu-gebu mendengar kata memek cina.
“Aacchh Ditt.. Entotin terusshh”
“Achh.. Tante memeknya chinaa enakkss..”
Dia mendorong-dorong pantatnya kearah atas hingga tubuhku ikut bergerak-gerak keatas. Tangan kirinya mengelus-elus itilku, kadang berputar-putar dengan kedua jarinya. Posisi ini membuatku tidak dapat ikut bergoyang, akhirnya aku memohon kepadanya untuk mengentot aku dengan posisi aku dibawah.
“Ditt.. Tante rebahan ya.. Mmhh”
“Iya Tante.. Ehmss”
Akhirnya aku melepas kontolnya yang ada di dalam memekku. Dan aku merebahkan tubuh telentang di spring bed. Pakaianku masih lengkap hanya kancing baju yang terbuka.
“Suka memek cina Ditt sshh”
“Suka Tante.. Suka sekali sama memek cina yang satu ini Tantee..”
Setelah tubuhku terbaring telentang tangan kanannya menggosok-gosok memekku dan dimainkan itilku, dielus-elus dengan ibu jarinya.
“Cepet entotin cina lagi Ditt.. Sshh”
Aku sudah tidak sabar lagi untuk menunggu. Kedua tanganku memegang bantal bagian atas sehingga ketiak mulusku yang tanpa bulu sedikitpun terpampang jelas. Aku menatap tubuhnya yang hitam seakan membangkitkan gairahku. Tangan kanannya memegang kontolnya, lalu dipukulkan, digosok-gosok diatas memekku hingga ke itilku.
“Cepetan pribumi bangsat” bentakku yang sudah tidak sabar lagi untuk segera dientot.
Setelah puas dengan gosokannya ke itilku, lalu dimasukkan kontolnya ke lubang memekku.
“Annjingg sshh” dia masukkan semua batang kontolnya ke dalam memekku.
“Achhss.. Enakss Tattaanntee..”
Kedua tanganku meremas kuat bantal yang kupegang tadi. Aku mainkan terus otot memek berkali-kali. Denyutan urat memekku yang begitu kuatnya, membuat dia pun tidak ingin kalah dengan permainan memek yang kuberikan lalu disodok-sodoknya memekku itu.
“Aacchh teruusshh”
Tangan kirinya meremas-remas tetekku bergantian kadang kiri, kadang yang kanan. Itu dilakukan terus tanpa henti-hentinya. Sedangkan tangan kanannya mengelus-elus perutku. Aku berusaha memutar-mutar pantatku agar kontolnya cepat enyemprotkan peju.
Goyangan pantatnya diimbangi dengan gerakan kekanan dan kadang kekiri oleh Didit. Tubuhku melenting-lenting karena kenikmatan sehingga dadaku tampak sedikit membusung kedepan.
“Sshh mmhh cepetthh Ditt kita keluar barengghhss”
Tampaknya dia juga merasakan akan segera keluar, maka goyangan pantatnya dipercepat sekali.
“Buka baju kamu Dittss Tante mau lihat tubuh hitam Diditsshh”
Aku merasa horny sekali ingin melihat laki-laki muda pribumi yang hitam mengentot cina yang putih. Sambil menggoyangkan pantatnya, dia melepaskan baju dengan kedua tangannya. Posisi kontolnya masih maju mundur didalam memekku. Aku tarik tangannya dan memeluk tubuh hitamnya dengan erat sambil terus menggoyangkan pantat berputar. Tidak lupa aku mainkan otot memekku untuk meremas-remas kontolnya.
“Sshh terusshh”
Posisi tubuhnya skrg diatas tubuhku bertahan dengan kedua siku tangannya sedangkan telapak tangannya memainkan tetekku. Kadang memutar-mutar putingku, sedangkan gerakan pantatnya bukan lagi kedepan atau kebelakang melain keatas dan kebawah. Kadang bibirnya menyedot-menyedot puting tetekku.
“Ayo Ditthh kita keluar barengghh cepettann” teriakku yang sudah diujung birahi.
“Iya Tantee.. Ehmss”
“Sshh”
Dia mempercepat gerakan pantatnya maju mundur. Aku memeluk tubuh hitamnya semakin erat seakan tak ingin lepas untuk selamanya.
“Ayoo Tantee”
“Ayoo pribumii”
Saat itu mataku terpejam erat. Sodokan kontolnya di memekku semakin cepat sekali. Tubuhku bergoyang semakin menggila.
“Ayoo memek chinaa.. Itil chinaa ayukss..”
Sambil meremas tetekku kuat-kuat dan goyangan pantatnya cepat sekali sehingga kontolnya menghunjam memekku dengan ganasnya.
“Aahh Ditt, Tantthee nggak kuatthh, kekeelluuaarinn barengss”
Tubuhku mengejang dan jari-jariku mencakar-cakar punggungnya yang hitam.
“Aacchh Tantee keluarrshh”
Aku dan Didit keluar bersamaan. Pejunya menyembur-nyembur bagai lahar panas membanjiri memekku ini. Kedua kakiku menekan pantatnya agar kontolnya dapat masuk sedalam-dalamnya dimemekku. Kemudian tubuhnya lunglai menindih tubuhku. Aku memeluk erat tubuhnya sambil mencium bibirnya kemudian mengulumnya.
“Aauummhh enaknya kontol pribumi Dittsshh” dia menyedot lidahku disaat aku mengulum bibirnya.
“Enak juga memek chinanya Tante ehmss” aku mengulum terus bibirnya dan lidahnya sambil tanganku meremas-remas rambut Didit dengan lemas.
“Tante bisa gila kalau nggak dientot sama pribumi Dit” bisikku.
Sambil dimainkan lidahnya didalam mulutku, tangannya mengelus-elus rambutku.
“Didit juga gila sama memek chinanya Tante” sambil mengelus-elus keningku yang penuh dengan keringat setelah pertempuran yang hebat itu.
Karena lemasnya aku ingin tidur dalam pelukan Didit dengan kontol yang masih terbenam di memekku. Aku memejamkan mata dan pikiranku terbang melayang membayangkan hari-hari yang berikutnya penuh dengan sejuta kenikmatan dan sensasi yang membuat gairahku semakin bertambah.
Read More..